Thursday, February 28, 2013

GAMBARAN MAKRIFAT

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

Berbagai pilihan AMAL ADALAH KARENA BERBAGAI-BAGAI AHWAL (HAL-HAL)
Ini dalam membicarakan tentang makrifat tentang gambaran makrifat tetapi tidak dikatakan makrifat dan tidak diuraikan secara terus terang sebaliknya dikatakan sebagai ahwal. Ahwal adalah jamak untuk kata hal. Hikmat ini membawa arti hal membentuk keadaan amal. Amal adalah perbuatan atau perilaku lahiriah dan hal adalah suasana atau perilaku hati. Amal terkait dengan "lahiriah" manakala hal terkait dengan "batiniah." Karena hati menguasai sekalian anggota maka kelakuan hati yaitu hal menentukan bentuk amal yaitu perbuatan lahiriah.
Dalam pandangan tasawuf, hal diartikan sebagai pengalaman rohani dalam proses mencapai hakikat dan makrifat. Hal merupakan zauk atau rasa yang berkaitan dengan hakikat ketuhanan yang melahirkan makrifatullah (pengenalan tentang Allah). Karena itu, tanpa hal tidak ada hakikat dan tidak diperoleh makrifat. Ahli ilmu membangun makrifat melalui dalil ilmiah tetapi ahli tasauf bermakrifat melalui pengalaman lansung tentang hakikat.
Sebelum memperoleh pengalaman hakikat, ahli spiritual terlebih dahulu memperoleh kasyaf yaitu terbuka kegaiban kepadanya. Ada orang mencari kasyaf yang dapat melihat makhluk gaib seperti jin. Dalam proses mencapai hakikat ketuhanan kasyaf yang demikian tidak penting. Kasyaf yang penting adalah yang dapat mengenali tipu daya setan yang bersembunyi dalam berbagai bentuk dan suasana dunia ini. Kasyaf yang mengakui sesuatu, walau apa rupa yang dihadapi, penting bagi pengembara kerohanian. Rasulullah saw sendiri sebagai ahli kasyaf yang paling unggul hanya melihat Jibril as dalam rupanya yang asli dua kali saja, meskipun pada setiap kali Jibril as menemui Rasulullah saw dengan rupa yang berbeda, Rasulullah saw tetap mengenalinya sebagai Jibril as Kasyaf yang seperti inilah yang diperlukan agar seseorang itu tidak tertipu dengan tipu daya setan yang menjelma dalam berbagai rupa yang hebat dan menawan sekalipun, seperti rupa seorang yang tampak alim dan wara '.
AL-ALIM.
Bila seseorang ahli kerohanian memperoleh kasyaf maka dia telah bersedia untuk menerima kedatangan hal atau zauk yaitu pengalaman kerohanian tentang hakikat ketuhanan. Hal tidak mungkin diperoleh dengan beramal dan menuntut ilmu. Sebelum ini pernah dinyatakan bahwa tidak ada jalan untuk masuk ke dalam gerbang makrifat. Seseorang hanya mampu beramal dan menuntut ilmu untuk sampai hampir dengan pintu gerbangnya. Ketika sampai di situ seseorang hanya menanti karunia Allah, semata-mata karunia Allah yang membawa ma'rifat kepada hamba-hamba-Nya. Karunia Allah yang mengandung makrifat itu dinamakan hal. Allah memancarkan Nur-Nya ke dalam hati hamba-Nya dan akibat dari pancaran itu hati akan mendapat sesuatu pengalaman atau terbentuk satu suasana di dalam hati. Misalnya, pancaran Nur Ilahi membuat hati mengalami hal bahwa Allah Maha Perkasa. Apa yang terbentuk di dalam hati itu tidak dapat digambarkan tetapi efeknya dapat dilihat pada tubuhnya yang menggigil sampai dia jatuh pingsan. Pancaran Nur Ilahi membuat hati mengalami hal atau zauk atau merasakan keperkasaan Allah dan pengalaman ini dinamakan hakikat, yaitu hati mengalami hakikat keperkasaan Allah Pengalaman hati tersebut membuatnya berpengetahuan tentang maksud Allah Maha Perkasa. Jadi, pengalaman yang diperoleh dari zauk hakikat melahirkan pengetahuan tentang Tuhan. Pengetahuan itu disebut makrifat. Orang yang terkait dikatakan bermakrifat terhadap keperkasaan Allah Jadi untuk mencapai makrifat seseorang itu haruslah mengalami hakikat. Inilah jenis makrifat yang tertinggi. Makrifat tanpa pengalaman hati adalah makrifat secara ilmu. Makrifat secara ilmu bisa didapat dengan belajar, sementara secara zauk tersedia tanpa belajar (laduni). Ahli tasawuf tidak berhenti sejauh makrifat secara ilmu malah mereka mempersiapkan hati mereka agar sesuai menerima kedatangan ma'rifat secara zauk.
Ada orang yang memperoleh hal sekali saja dan dikuasai oleh hal dalam tempuh tertentu dan ada juga yang berkelanjutan di dalam hal. Hal yang berkelanjutan atau berkelanjutan dinamakan wisal yaitu penyerapan hal menerus, permanen atau baqa. Orang yang mencapai wisal akan terus hidup dengan cara hal yang terkait. Hal-hal (ahwal) dan wisal bisa dibagi lima jenis:
1: Abid:
Abid adalah orang yang dikuasai oleh hal atau zauk yang membuat dia merasakan secara bersangatan bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki daya dan upaya untuk melakukan sesuatu. Kekuatan, kemampuan, bakat-bakat dan apa saja yang ada dengannya adalah daya dan upaya yang dari Allah Semuanya itu adalah karunia-Nya semata. Allah sebagai Pemilik yang sebenarnya, ketika Dia memberi, maka Dia berhak mengambil kembali setiap waktu yang dikehendaki. Seorang abid benar-benar bersandar kepada Allah sehingga jika dia melepaskan cadangan itu dia akan jatuh, tidak berdaya, tidak bisa bergerak, karena dia benar-benar melihat dirinya kehilangan apa yang datangnya dari Allah swt Hal atau suasana yang menguasai hati abid itu akan melahirkan amal atau kelakuan sangat kuat beribadah, tidak memperdulikan dunia dan isinya, tidak mengambil bagian dalam urusan orang lain, sangat takut berjauhan dari Allah dan gemar sendirian. Dia merasakan apa saja yang selain Allah akan menjauhkan dirinya dari Allah
2: Asyikin:
Asyikin adalah orang yang mendapat asyik dengan sifat Keindahan Allah Rupa, bentuk, warna dan ukuran tidak menjadi soal kepadanya karena apa saja yang dilihatnya menjadi cermin yang dia melihat Keindahan serta Keelokan Allah di dalamnya. Amal atau perilaku asyikin adalah gemar merenung alam maya dan memuji Keindahan Allah pada apa yang disaksikannya. Dia bisa duduk menikmati keindahan alam beberapa jam tanpa merasa jemu. Kilauan ombak dan titikan hujan memukau pandangan hatinya. Semua yang terlihat adalah warna Keindahan dan Keelokan Allah Orang yang menjadi asyikin tidak memperdulikan lagi adab dan aturan masyarakat. Kesadarannya bukan lagi pada alam ini. Dia memiliki alamnya sendiri yang di dalamnya hanyalah Keindahan Allah
3: Muttakhaliq:
Muttakhaliq adalah orang yang mencapai yang Haq dan berubah sifatnya. Hatinya dikuasai oleh suasana qurbi Faraidh atau qurbi nawafil. Dalam qurbi Faraidh, muttakhaliq merasakan dirinya adalah alat dan Allah menjadi Pengguna alat. Dia melihat perbuatan atau kelakuan dirinya terjadi tanpa dia merancang dan campur tangan, bahkan dia tidak mampu mengubah apa yang mau terjadi pada kelakuan dan perbuatannya. Dia menjadi orang yang berpisah dari dirinya sendiri. Dia melihat dirinya melakukan sesuatu perbuatan seperti dia melihat orang lain yang melakukannya, yang dia tidak berdaya mengendalikan atau mempengaruhinya. Hal qurbi Faraidh adalah dia melihat bahwa Allah melakukan apa yang Dia kehendaki. Perbuatan dia sendiri adalah gerakan Allah, dan diamnya ini adalah gerakan Allah Orang ini tidak memiliki kehendak sendiri, tidak ada ikhtiar dan tadbir. Apa yang mengenai dirinya, seperti kata dan perbuatan, terjadi secara spontan. Perilaku atau amal qurbi Faraidh adalah bercampur-campur antara logika dengan tidak logis, menurut adat dengan merombak adat, perilaku alim dengan jahil. Dalam banyak hal penjelasan yang bisa diberikannya adalah, "Tidak tahu! Allah s.w.t berbuat apa yang Dia kehendaki ".
Dalam suasana qurbi nawafil, pula muttakhaliq melihat dengan mata hatinya sifat-sifat Allah yang menguasai bakat dan kemampuan pada sekalian anggotanya dan dia menjadi pelaku atau pengguna sifat-sifat tersebut, yaitu dia menjadi khalifah dirinya sendiri. Hal qurbi nawafil adalah berbuat dengan izin Allah karena Allah mengaruniakan kepadanya kemampuan untuk berbuat sesuatu. Contoh qurbi nawafil adalah perilaku Nabi Isa as yang membentuk rupa burung dari tanah liat lalu menyuruh burung itu terbang dengan izin Allah, juga perilaku beliau as menyeru orang mati supaya bangkit dari kuburnya. Nabi Isa as melihat sifat-sifat Allah yang diizinkan menjadi bakat dan kemampuan beliau as, sebab itu beliau as tidak ragu-ragu untuk menggunakan bakat tersebut menjadikan burung dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah SWT
4: muwahhid:
Muwahhid fana dalam zat, zatnya lenyap dan Zat Mutlak yang menguasainya. Hal bagi muwahhid adalah dirinya tidak ada, yang ada hanya Allah Orang ini telah putus hubungannya dengan kesadaran basyariah dan sekalian maujud. Perilaku atau amalnya tidak lagi seperti manusia biasa karena dia telah terlepas dari sifat-sifat kemanusiaan dan kemakhlukan. Misalkan dia bernama Ahmad, dan jika ditanya kepadanya di mana Ahmad, maka dia akan menjawab Ahmad tidak ada, yang ada hanyalah Allah! Dia benar-benar telah lenyap dari ke'Ahmad-an 'dan benar-benar dikuasai oleh ke'Allah-an'. Ketika dia dikuasai oleh hal dia terlepas dari beban hukum. Dia mungkin meneriakkan, "Akulah Allah! Maha Suci Aku! Sembahlah Aku! "Dia telah fana dari 'aku' dirinya dan dikuasai oleh keberadaan 'Aku Hakiki'. Akan tetapi sikap dan perilakunya dia tetap dalam ridha Allah Bila dia tidak dikuasai oleh hal, kesadarannya kembali dan dia menjadi anggota syariat yang taat. Perlu diketahui bahwa hal tidak bisa dibuat-buat dan orang yang dikuasai oleh hal tidak bisa menahannya. Ahli hal karam dalam perbuatan Allah s.w.t. Kapan dia meneriakkan, "Akulah Allah!" Bukan berarti dia mengaku telah menjadi Tuhan, tetapi dirinya telah fana, apa yang terucap melalui lidahnya sebenarnya adalah dari Allah Allah yang mengatakan Dia adalah Tuhan dengan menggunakan lidah muwahhid yang sedang fana itu.
Berbeda pula kaum Mulhid. Si Mulhid tidak dikuasai oleh hal, tidak ada zauk, tetapi berkelakuan dan berbicara seperti orang yang di dalam zauk. Orang ini dikuasai oleh ilmu tentang hakikat bukan mengalami hakikat secara zauk. Si Mulhid membuang syariat serta beriman berdasarkan ilmu semata. Dia puas berbicara tentang iman dan tauhid tanpa beramal menurut tuntutan syariat. Orang ini berbicara sebagai Tuhan sedangkan dia di dalam kesadaran kemanusiaan, masih gelojoh dengan keinginan hawa nafsu. Orang-orang sufi sepakat mengatakan bahwa barangsiapa yang mengatakan, "Ana al-Haq!" Sedangkan dia masih sadar tentang dirinya maka orang tersebut adalah sesat dan kufur!
5: Mutahaqqiq:
Mutahaqqiq adalah orang yang setelah fana dalam zat turun kembali ke kesadaran sifat, seperti yang terjadi kepada nabi-nabi dan wali-wali demi melaksanakan amanat sebagai khalifah Allah di atas muka bumi dan kehidupan dunia yang wajib diurus. Dalam kesadaran zat seseorang tidak keluar dari khalwatnya dengan Allah dan tidak peduli tentang keruntuhan rumah tangga dan kehancuran dunia seluruhnya. Sebab itu orang yang demikian tidak bisa dijadikan pemimpin. Dia harus turun ke kesadaran sifat barulah dia bisa memimpin orang lain. Orang yang telah mengalami kefanaan dalam zat kemudian disadarkan dalam sifat adalah benar-benar pemimpin yang ditunjuk oleh Allah menjadi Khalifah-Nya untuk memakmurkan makhluk Allah dan memimpin umat manusia menuju jalan yang diridhai Allah Orang inilah yang menjadi anggota makrifat yang sejati, ahli hakikat yang sejati, anggota tarekat yang sejati dan ahli syariat yang sejati, berkumpul padanya dalam satu kesatuan yang menjadikannya Insan Rabbani. Insan Rabbani tingkat tertinggi adalah para nabi-nabi dan Allah karuniakan kepada mereka maksum, sementara yang tidak menjadi nabi ditunjuk sebagai wali-Nya yang diberi perlindungan dan pemeliharaan.
Ahwal (hal-hal) yang menguasai hati nurani berbeda, dengan itu akan mencetuskan kelakuan amal yang berbeda. Ahwal harus dipahami dengan sebenarnya oleh orang yang memasuki pelatihan tarekat spiritual, supaya dia mengetahui, dalam amal yang bagaimanakah dia mendapat kedamaian dan mencapai maksud dan tujuan, apakah dengan shalat, zikir atau puasa. Dia harus berpegang sungguh-sungguh kepada amal yang dicetuskan oleh hal tadi, agar dia cepat dan selamat sampai ke puncak. 




1: Penjelasan, memori, tarik dan keinginan terhadap benda-benda alam seperti harta, wanita, pangkat dan lain-lain.
2: Kehendak atau syahwat yang mengarahkan perhatian kepada apa yang diinginkan.
3: Kelalaian yang menutup ingatan terhadap Allah
4: Dosa yang tidak dicuci dengan taubat masih mengotori hati.
Diri manusia tersusun dari anasir
i.tanah,
ii.air,
iii.api dan
iv.angin.
Ia juga diresapi oleh unsur-unsur alam seperti mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, setan dan malaikat. Setiap anasir dan unsur itu menarik hati kepada diri masing-masing. Tarik menarik itu akan menimbulkan kekacauan di dalam hati. Kekacauan itu pula menyebabkan hati menjadi keruh. Hati yang keruh tidak dapat menerima sinar nur yang melahirkan iman dan tauhid. Mengobati kekacauan hati adalah penting untuk membukakannya untuk menerima informasi dari alam malakut. Hati yang kacau itu bisa distabilkan dengan cara menundukkan semua anasir dan unsur tadi kepada syariat. Syariat menjadi tali yang dapat mengikat musuh-musuh yang mencoba menawan hati. Penting bagi seorang murid yang menjalani jalan spiritual menjadikan syariat sebagai payung yang mengharmoniskan perjalanan anasir-anasir dan daya-daya yang menyerap ke dalam diri agar cermin hatinya bebas dari gambar-gambar virtual. Bila cermin hati sudah bebas dari gambar-gambar dan atraksi tersebut, hati dapat menghadap ke Hadrat Ilahi.
Selain atraksi benda-benda alam, hati bisa juga tunduk kepada syahwat. Syahwat bukan saja rangsangan nafsu yang rendah. Semua bentuk kehendak diri sendiri yang berlawanan dengan kehendak Allah adalah syahwat. Kerja syahwat adalah mengajak manusia supaya lari dari hukum dan aturan Allah serta membangkang takdir Ilahi. Syahwat membuat manusia tidak reda dengan keputusan Allah Seseorang yang mau menuju Allah harus melepaskan dirinya dari belenggu syahwat dan keinginan diri sendiri, lalu masuk ke dalam benteng Aslim yaitu berserah diri kepada Allah dan reda dengan takdir-Nya.
Hal berikutnya yang yang dikatakan sebagai ilmu hikmatialah junubbatin tidak suci dan dilarang melakukan ibadah atau memasuki masjid. Orang yang berjunub batin pula tertegah dari memasuki Hadrat Ilahi. Orang yang di dalam junub batin yaitu default hati, posisinya seperti orang yang berjunub lahir, di mana amal ibadatnya tidak diterima. Allah mengancam untuk menjatuhkan orang yang shalat dengan default (dalam kondisi berjunub batin) ke dalam neraka wil. Begitu hebat sekali ancaman Allah kepada orang yang menghadap-Nya dengan hati yang lalai.
Mengapa begitu hebat sekali ancaman Allah kepada orang yang lalai? Bayangkan hati itu berupa dan berbentuk seperti rupa dan bentuk kita lahir. Hati yang khusyuk adalah umpama orang yang menghadap Allah dengan mukanya, duduk dengan tertib, berbicara dengan sopan santun dan tidak berani mengangkat kepala di hadapan Kaisar Yang Maha Agung. Hati yang lalai pula adalah umpama orang yang menghadap dengan belakangnya, duduk secara biadab, bertutur kata tidak tentu ujung pangkal dan perilakunya sangat tidak sopan. Perbuatan demikian adalah satu penghinaan terhadap martabat ketuhanan Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Jika raja didunia murka dengan perbuatan demikian maka Raja kepada sekalian raja-raja lebih berhak melemparkan kemurkaan-Nya kepada hamba yang biadab itu dan layaklah jika si hamba yang demikian dicampakkan ke dalam neraka wil. Hanya hamba yang khusyuk, yang tahu bersopan santun di hadapan Tuhannya dan mengagungkan Tuhannya yang layak masuk ke Hadrat-Nya, sementara hamba yang lalai, tidak tahu bersopan santun tidak layak mendekati-Nya.
Yang ke empat adalah dosa-dosa yang belum ditebus dengan taubat. Ia mencegah seseorang dari memahami rahasia-rahasia yang halus-halus. Pintu ke Perbendaharaan Allah yang tersembunyi adalah taubat! Orang yang telah menyuci-bersihkan hatinya hanya mampu berdiri di luar pintu Rahasia Allah selagi dia belum bertaubat, samalah seperti orang yang mati syahid yang belum menjelaskan hutangnya terpaksa menunggu di luar surga. Jika dia mau masuk ke dalam Perbendaharaan Allah yang tersembunyi yang mengandung rahasia yang halus-halus wajib bertobat. Taubat itu sendiri merupakan rahasia yang halus. Orang yang tidak memahami rahasia taubat tidak akan mengerti mengapa Rasulullah yang tidak pernah melakukan dosa masih juga memohon ampunan sedangkan sekalipun beliau berdosa semuanya diampuni Allah Apakah Rasulullah saw tidak yakin bahwa Allah mengampuni semua dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan beliau (jika ada)?
Maksud taubat adalah kembali, yaitu kembali kepada Allah Orang yang melakukan dosa tercampak jauh dari Allah Meskipun orang ini sudah berhenti melakukan dosa malah dia sudah melakukan amal ibadat dengan banyaknya namun, tanpa taubat dia tetap tinggal berjauhan dari Allah Dia telah masuk ke dalam golongan hamba yang melakukan amal salih tetapi yang berjauhan bukan berdekatan dengan Allah Taubat yang lebih halus adalah pengayatan kalimat:
"Laa Hau la wala quwata illa billah."
Tiada daya dan upaya melainkan anugerah Allah
"Inna Lillillahi wa-inna ilai-irajiun"
Kami datang dari Allah dan kepada Allah kami kembali.
Segala sesuatu datangnya dari Allah, baik kehendak maupun perbuatan kita. Sumber yang mendatangkan segala sesuatu adalah Uluhiyah (Tuhan) dan yang menerimanya adalah ubudiyah (hamba). Apa saja yang dari Uluhiyah adalah sempurna dan apa saja yang terbit dari ubudiyah adalah tidak sempurna. Uluhiyah memberikan kesempurnaan tetapi ubudiyah tidak dapat melaksanakan kesempurnaan itu. Jadi, ubudiyah berkewajiban mengembalikan kesempurnaan itu kepada Uluhiyah dengan memohon ampunan dan bertobat sebagai menampung cacat. Segala urusan dikembalikan kepada Allah s.w.t. Semakin tinggi makrifat seseorang hamba semakin kuat ubudiyahnya dan semakin sering dia memohon ampunan dari Allah, mengembalikan setiap urusan kepada Allah, sumber datangnya segala urusan.
Bila hamba mengembalikan urusannya kepada Allah maka Allah sendiri yang akan mengajarkan Ilmu-Nya yang halus-halus agar kehendak hamba itu sesuai dengan Iradat Allah, kuasa hamba sesuai dengan Kudrat Allah, hidup hamba sesuai dengan Hayat Allah dan pengetahuan hamba sesuai dengan Ilmu Allah, dengan itu jadilah hamba mendengar karena Sama 'Allah, melihat karena Basar Allah dan berkata-kata karena Kalam Allah Setelah semuanya berkumpul pada seorang hamba maka jadilah hamba itu Insan Sirullah (Rahasia Allah).
MAHA SUCI ALLAH YANG MENUTUPI RAHASIA KEISTIMEWAAN (PARA WALI) DENGAN diperlihatkan SIFAT KEMANUSIAAN BIASA bagi masyarakat dan TERNYATA KEBESARAN KETUHANAN ALLAH SWT DALAM memperlihatkan sifat kehambaan (PADA WALI-NYA). Orang yang jahil dan lemah imannya mudah terlintas sangkaan saat menghadapi kejadian yang luar biasa yang terzahir dari seseorang manusia. Nabi Ia as dilahirkan secara luar biasa, dan padanya terzahir mukjizat yang luar biasa, menyebabkan sekelompok manusia menganggap beliau as sebagai anak Tuhan. Uzair yang ditidurkan oleh Allah selama seratus tahun dan dijagakan di kalangan generasi yang sudah melupakan Taurat, lalu Uzair membacakan isi Taurat dengan lancar. Penonton pun menganggap Uzair sebagai luar biasa, lalu mengangkatnya sebagai anak Tuhan. Orang sering mengagungkan manusia yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Terkadang cara pengagungan itu sangat keterlaluan sehingga orang yang diagungkan itu didudukkan pada taraf yang melebihi standar manusia. Selain dianggap sebagai anak Tuhan, ada juga yang dianggap sebagai penjelmaan Tuhan. Timbul juga penabalan sebagai Imam Mahadi yang dijanjikan Tuhan. Efek pemujaan sesama manusia banyak terdapat di lembaran sejarah. Pemujaan yang demikian dianggap Allah sebagai menyembah makhluk. Hal ini terjadi karena salah menafsirkan kejadian luar biasa yang terzahir pada orang tersebut, meskipun mereka tidak meminta diagungkan. Hal luar biasa yang terjadi pada nabi-nabi disebut mukjizat dan yang terjadi pada wali-wali dinamakan keramat. Mukjizat menjadi bagian dari bukti atau argumen kepada publik tentang kebenaran kenabian. Fungsi utama mukjizat adalah memperkuat keyakinan publik kepada seseorang nabi itu. Sesuai dengan fungsinya mukjizat terjadi secara terbuka dan diketahui publik. Keramat pula merupakan karunia khusus kepada para wali. Tujuan utamanya adalah untuk menambahkan keyakinan wali itu sendiri. Tidak dimaksudkan untuk membuktikan posisi wali itu kepada orang banyak. Kekeramatan banyak terjadi pada zaman akhir ini, jarang terjadi pada zaman Rasulullah saw dan para sahabat, sedangkan para sahabat beliau adalah aulia Allah yang agung. Sebagian dari mereka telah dinyatakan sebagai anggota surga ketika mereka masih hidup lagi. Mereka sudah memiliki iman yang sangat teguh, tidak perlu ke kekeramatan untuk menguatkannya. Jaminan surga yang diberikan oleh Rasulullah saw tidak membuat mereka mengurangi layanan bakti mereka kepada Allah Umat ​​yang terakhir ini tidak memiliki hati sebagaimana umat pada zaman Rasulullah saw Umat ​​zaman akhir ini membutuhkan kekeramatan sebagai penawar yang menguatkan hati mereka. Karena kekeramatan itu lebih berguna untuk diri sendiri, maka ia lebih banyak terjadi secara tersembunyi, hanya sejumlah kecil yang menyaksikannya atau kadang-kadang tidak ada yang melihatnya. Sifat kewalian ditampakkan kepada wali Allah itu sendiri sedangkan pada orang ditampakkan sifat manusia biasa, sehingga masyarakat tidak mengetahui posisinya yang sebenarnya. Dengan demikian seseorang wali Allah itu diberi layanan sebagai manusia biasa. Dia harus hidup dan mengelola kehidupan seperti orang. Perilakunya yang memakai kemanusiaan biasa menjadi contoh kepada masyarakat, bagaimana mau menjalani kehidupan di dunia dengan mentaati Allah Rasulullah menjalani kehidupan sebagai manusia biasa di mana beliau terpaksa mengikat perut dengan kain untuk menahan lapar, padahal dengan hanya berdoa kepada Allah beliau bisa menjadi kenyang tanpa makan. Para nabi dan para wali adalah manusia yang menjadi model untuk diikuti oleh orang banyak. Jika mereka hidup secara khusus seperti bergerak secepat kilat dan kenyang tanpa makan, sudah tentu tidak ada manusia yang dapat mengikuti mereka. Jadi ketika Allah memakaikan sifat kehambaan seperti orang kepada para nabi dan para wali-Nya itu adalah untuk kebaikan manusia umum. Orang bisa mengikuti contoh yang mudah dan tidak timbul pemujaan sesama manusia yang bisa membawa kepada syirik....

Enhanced by Zemanta

Kitab Ilmu & Makrifat ( Tok Guru Peramu )

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

KESIMPULAN HATI

Pertama Hati Yang Beriman Lawannya Kafir
Kedua Sum’ah Lawannya Bid’ah
Ketiga Hati Yang Taat Lawannya Maksiat

Dan HATI inilah tempat NIAT yang menentukan SAH SOLAT atau lain lain pekerjaan.

KEDUDUKAN NIAT

Bahawa NIAT itu tempatnya di HATI, tidak berhuruf dan bersuara sebagai letaknya harus melaksanakan :-

QASAD menunjukkan ZAT akan SIFATNYA kepada yang disifatkan

TAKRID menentukan ZAT akan SISATNYA dan kepada yang disifatkan.

TA’AYUN sabenar2nya AKU menyatakan DIRI AKU dalam TAUHID Takbiratul Ihram Aku kepada Sifat yang disifatkan.
Maka karamlah DIRI dalam lautan tidak bertepi itu nescaya SOLAT bukan lagi ENGKAU / AKU tetapi AKU ZAT yang melahirkan Kerja Aku dalam rupaku yakni SifatKu yang nyata dalam kelakuan hambaKu. Engkau tiada UPAYA dan KEKUATAN untuk melakukan solat itu malahan engkau lakukan atas Kurniaan & Rahmat Aku semata-mata.

Kenapa engkau merasa ada kewujudan dalam hidup ini sedangkan WUJUD itu adalah Aku semata-mata ? Yang mengerjakan kelakuanmu itu Aku atas Kudrat & IradatKu. Yang menentukan waktu pun Aku, Aku punya Ilmu. Tanpa itu engkau tiada hambaku. Aku sengaja menyatakan DIRIKU padamu dan Aku memuji DiriKu diatas lidahmu wahai hambaku.

Jangan sekali-kali ada rasa didalam hatimu bahawa engkau mempunyai kemampuan untuk memujiKu . Ketahuilah bahawa engkau adalah hambaKu yang FAKIR berhak menerima PemberianKu.

TIANG SOLAT

a. HADIR HATI yakni menghadap Allah dan membuangkan segala yang GHAYR (yang lain selain Allah ) didalam solat

b. KHUSU’ / TETAP HATI didalam solat yakni tidak merayau –rayau fikiran kemana mana.

c. SEMPURNA bacaan FATIHAH

SAH SOLAT

a. Sah solat kerana SAH WUDHU’

b. Sah Wudhu kerana Sah ISTINJA

c. Istinja itu membersihakan anggota badan dari berupa bentuk najis besar mahupun kecil.

KESEMPURNAAN ISLAM

Nota oleh Fakir – S = Soalan , J = Jawapan 

Yang dikatakan ISLAM berapa kesempurnaannya ?
 

Tiga Perkara :-

a. Diikrarkan dengan lidah
b. Ditashdiqkan dalam hati
c. Dikerjakan dengan anggota

S Berapa tandakah yang dikatakan sesaorang itu Islam ?

J Empat perkara :-

a. Merendahkan diri keHadrat Allah dan sesama islam
b. Suci lidah dari memakan dan meminum benda haram
c. Suci lidah dari dusta dan mengumpat
d. Suci badan daripada Hadath Besar

S Yang dikatakan Islam berapa syarat pakaiannya ?

J Empat perkara :-

a. Sabar akan Hukum Allah SWT
b. Ridha akan Qadha Allah SWT
c. Menyerahkan Diri kepada Allah dengan tulus ikhlas
d. Mengikut Firman Allah dan Hadith Nabi.

S Apakah yang membinasakan Islam ?


J Empat perkara :-

a. Berbuat sesuatu amalan yang tiada dasar dari Islam itu sendiri
b. Mencela orang berbuat baik & meringankan Hukum Allah SWT
c. Diketahui tetapi tidak dibuat
d. Tiada tahu tetapi malas bertanya

ILMU & MAKRIFAT TOK GURU PERAMU

Pendapat Tok Peramu tentang Makrifat adalah saperti berikut :-

Adapun Keputusan Makrifat itu ialah MENGENAL ALLAH. Kesudahannya putus ilmu itu yaitu Mati...............

Adapun Makrifat yang mesti diketahui itu ialah 20 Perkara terbahagi kepada 5 Bahagian.......
BAHAGIAN PERTAMA :-

Hendaklah diketahui 4 perkara yakni :-

Pertama Allah sabelum bernama Allah apa NamaNya ?
Kedua Muhammad sebelum bernama Muhammad apa namanya ?
Ketiga sebelum hari yang tujuh itu apa namanya ?
Keempat sebelum Waktu Yang Lima itu apa namanya waktu itu ?

BAHAGIAN KEDUA

Hendaklah juga kamu ketahui 4 perkara lagi.

Pertama 40 hari hendak mati
Kedua 7 hari hendak mati
Ketiga 3 harihendak mati
Keempat 24 jam sebelum mati.

BAHAGIAN KETIGA

Lagi 4 perkara yang perlu kamu ketahui

Pertama hendaklah KENAL DIRI kamu
Kedua hendaklah kenal NYAWA kamu
Ketiga hendaklah kenal PENGHULU kamu
Keempat hendaklah kenal TUHAN kamu

BAHAGIAN KEEMPAT

Hendaklah ketahui akan ZIKIR PENYERAHAN NYAWA kepada Allah . Ada 4 perkara juga.

Pertama Serahkan dengan ZIKIR AF’AL yakni La Ilaha Illallah
Kedua serahkan dengan ZIKIR ASMA’ yakni Allah Allah Allah
Ketiga serahkan dengan ZIKIR SIFAT yakni Hu Hu Hu
Keempat serahkan dengan ZIKIR ZAT yakni Ah Ah Ah

BAHAGIAN KELIMA

Hendaklah ketahui berkenaan RUH juga 4 perkara

Pertama RUH JASMANI yaitu TUBUH kita yakni DIRI TERJALLI
Kedua RUH RUHANI yaitu HATI kita yakni DIRI TERPERI
Ketiga RUH IDHAFI yaitu NYAWA kita yakni DIRI YANG TERPERI
Keempat RUH AL-QUDDUS yaitu RAHSIA kita yakni DIRI YANG WUJUD.


MUHAMMAD..............

Adapun nama MUHAMMAD itu jadi TUBUH pada kita.
Tubuh kepada Muhammad jadi NYAWA pada kita
Hati kepada Muhammad jadi NYAWA kepada kita
Nyawa kepada Muhammad jadi RAHSIA kepada kita.

TUBUH.................

Adapun yang bernama TUBUH itu PERBUATAN yang datang daripada HATI.
Perbuatan Hati datang daripada Nyawa
Perbuatan Nyawa datang daripada Rahsia
Perbuatan Rahsia datang daripada AF’AL ALLAH.

FUAD................

Adapun yang bernama MATA itu ialah untuk MELIHAT dan orang yang melihat itu tempatnya pada MATA HATI pada JANTUNG.
Didalam jantung ada FUAD
Didalam Fuan ada CAHAYA
Didalam Cahaya ada RAHSIA
Didalam Rahsia itu adalah saperti Firman Allah SWT yang berbunyi :-

Al Insanu Sirri...Wa Ana Sirruhu
Insan itu adalah rahsiaKu dan Akulah rahsianya.

KENAPA NAMA MUHAMMAD ? ( Rahsia Muhammad )

Adapun sebab Nabi Muhammad itu bernama Muhammad kerana Kehendak Allah.
Sekalian ( Keseluruhan / Semuanya ) Alam ini terjadi kerana Muhammad saperti dinyatakan didalam Hadith Qudsi :-

Sekalian jadi daripadamu Ya Muhammad dan engkau jadi daripada AKU

Sabda Baginda Rasul :-

Aku jadi kerana Allah dan sekalian alam jadi kerana aku.


RAHSIA MUHAMMAD ( Mim Ha Mim Dal )

KETERANGAN HURUM MIM AWAL MUHAMMAD ( MIM AWAL )

Pertama menunjukkan ZAT hambanya berdiri solat
Kedua Tempat Makrifat tatkala Qiam
Ketiga Zikir Bagi Zat yaitu ZIKIR RAHSIA
Keempat tatkala itu Tuhan bernama AHDIAH
Kelima semasa itu Tuhan Semata-mata . Belim ada terjadi apa apa akan masa itu bernama AH...( Alif Ha )

KETERANGAN HURUM HA MUHAMMAD ( HA )

Artinya SIFAT HAMBA yakni RUKUK dalam solat
Tempat HAKIKAT yaitu Rukuk
Zikir bagi Sifat yakni Nyawa
Tatkala itu Tuhan bernama WAHDAH

KETERANGAN HURUM MIM KEDUA MUHAMMAD ( MIM KEDUA )

Artinya ASMA’ HAMBA yaitu SUJUD dalam solat
Tempat TARIQAT tatkala Sujud
Tatkala itu Tuhan bernama WAHADIAH
Tatkala itu Tuhan TAJALLI sabenar-benarnya meliputi NUR MUHAMMAD. Masa itu Tuhan bernama ALLAH SWT
KETERANGAN HURUM DAL MUHAMMAD ( DAL )

AF’AL HAMBA yaitu DUDUK dalam solat
Tempat SYARIAT yaitu tatkala dalam Duduk
Zikir bagi Af’al yaitu TUBUH La Ilaha Illallah
Tatkala itu Tuhan ibarat LA ( Lam Alif )
Tatkala itu bercampur RAHSIA dengan NYAWA dan ANASIR ADAM ( Alif Dal Mim )
KEJADIAN DIRI

Adapun kejadian DIRI itu terkandung dalam 20 perkara dibahagi kepada 4 bahagian yaitu ( ada 16 shj dicatitkan – fakir )

Bahagian Pertama

1 Jenis ZAT Diri Wujud Rahsia Kita Alam Lahut Ruh Al-Quddus

2 Jenis SIFAT Diri Terdiri Nyawa Kita Wujud Mutlak Ruh Idhafi
Alam Jabarut

3 Jenis ASMA’ Diri Terperi Hati kita Wujud Alam Ruh Ruhani
Tubuh halus

4 Jenis AF’AL Diri Tajalli Jasmani Wujud Idhafi Tubuh Yang Zahir

Bahagian Kedua

1 Wujud Wujud mutlak – Wujud Hakiki – Wujud Idhafi Wujud Tajalli

2 Ilmu Ilmu Hakiki – Ilmu Maklumat – Ilmu Fikir – Ilmu Ma’dom
Al-Asma’

3 Nur Nur AlHadi – Nurul quddus – Nur hadi – Nur Al-bayan

4 Suhud Suhud Al-Ain – Suhud Khadafi – Khaliq Al-Asmat
Suhud Taufil

Bahagian Ketiga

1 Angin Angin Niat –Angin Padtar – Angin Sarsa – Angin Serul

2 Api Al-Hayat – Al-Muja – Sajin

3 Air Maal Hayat – Maal Kus – Maal Zam Zam – Maal Hain

4 Tanah Tanah Firdaus – Tanah Tiin – Arbail baasir – Tiin Siipaab

Bahagian Keempat

1 Di Jadi Ruh Masripah – Tubuh – Af’al

2 Wadi Jadi Tulang – Tariqat – Hati – Asma’

3 Mani Jadi urat – Haqiqat – Nyawa – Sifat

4 Ma’nikam Jadi Nyawa – Makrifat – Rahsia – Zat



Bahagian Kelima

1 LA ( Laf Alif )

Ucapan bagi Tubuh menjaga kulit dan bulu Qalbi kepada Baitullah

2 ILAHA ( Alif Lam Ha )

Ucaoan bagi Hati penjaga daging dan darah Qalbi kepada Baitulmakmur

3 ILLA ( Alif Lam Alif )

Ucapan bagi Nyawa penjaga urat dan tulang Qalbi kepada Arasy

4 Allah ( Alif lam Lam Ha )

Ucapan kepada Rahsia penjaga urat dan sumsum Qalbi kepada Allah

KEJADIAN BENIH

HU QALBI itu RABBI terdiri Aku didalam Sifat Nafsiah Aku dikandung dalam Wujud Allah La Ilaha Illallah Muhammadur Rasullullah Fi Kul Lil Maha Tiin Wa Naf Sin Aa Da Da Maa Wa Si A-Hu Il Mullah

Adapun asal kejadian BENIH manusia daripada MA’NIKAM daripada Syurga, dirupakan Allah SWT turun kepada HU GHAIB rupa Allah jadi Ma’nikam rupa gilang gemilang hingga tujuh petala langit dan tujuh petala bumi

- kemudian manikam itu jatuh kepada ubun ubun bapa 100 hari

- kemudian manikam itu jatuh kejantung bapa 40 hari

- kemudian manikam itu jatuh ke Hati Nurani Cahaya Haq 7 hari

- kemudian Manikam itu jatuh TA’AYUN HATI berupa air 3 hari

- kemudian manikam itu MERTABAT ZAT pada pinggang bapa 24 jam

- kemudian Manikam itu jatuh kerahim ibu dengan rupa huruf ALIF

- kemudian Manikam itu kepada ALAM RUH berkumpul saperti biji . Itulah sebab ia bernama Manikam

- kemudian manikam bersifat ia bernama ALAM MITHAL. Ini yang bernama saperti Firman Allah : al insanu sirri wa ana sirruhu

- kemudian ia menilik dirinya terlalu indah, lalu lupa kepada dirinya bila bercampur dengan darah ibunya. Maka hilanglah rupa itu dan bernama pula ia ALAM AJSAM yakni Alam Kasar. Kemudian bila sampai janji, keluarlah ia dari kandungan ibunya dan hilanglah rupa yang dilihat maka menangis ia sebab suara inilah bernama ALAM INSAN.








BILA AKHIR HAYAT

Bila akhir hayat kita dapati BERDENYUT-DENYUT PUSAT saperti asap serta kita mendengar ucapan :-

ALASTU BI RAB BIKUM – AH ( Alif Ha ) ANA MA – KAA NA BII MAA KAA NA MASA KAA NA.

Maka jawablah :-

YA ANA LA ILA HA ILLALLAH – 3 kali

Kemudian nampak cahaya KEBESARAN ALLAH maka kita zikir ALLAH – 3 kali

Kemudian kita nampak KALIMAH ALLAH maka kita zikir HU – 3 kali

Kemudian kita dengar UCAPAN TUHAN : ANA ALLAH LA ILA HA ILLALLAH ANA....serta terus kita memandang akan KEBESARAN ALLAH maka kita zikir AH – AH- AH ( Alif Ha ).

Maka tamatlah riwayat kita. Ruh kembali ke Rahmatullah. Hasanul Khatimah.

ALHAMDU ( Alif –Lam- Ha -Mim -Dal )

Saudara pembaca yang budiman,

Mengikut penceritaan kalimah ALHAMDU ialah kalimah pertama yang disuarakan oleh manusia yakni Nabi Adam a.s yang bermaksud Segala Puji Milik Allah.

Tidak ada satu pun manuskrip Ilmu Hakikat yang ada ditangan fakir yang tidak membicarakan kalimah ALHAMDU ini. Masing masing memberi tafsiran tersendiri secara panjang lebar.

Melalui ENTRI kali ini fakir sampaikan penjelasan penulis manuskrip ILMU & MAKRIFAT TOK GURU PERAMU berkaitan kalimah ALHAMDU ini.

....................................................................................

ALHAMDU .....( Alif – Lam – Ha – Mim - Dal )

ALIF

Huruf ALIF itu WAKTU SUBUH. Nabi Adam a.s cahayanya putih. Malikatnya Jibrael Ruhani. Sahabatnya Abu Bakar & Fatimah Keluar dari huruf ALIF itu DUA RAKAAT kerana TAJALLI Tuhan dua mertabat yakni MERTABAT ZAT atau AHDIAH dan Mertabat SIFAT atau WAHDAH. Istananya dibawah susu kiri . Keluar cahaya pada dahi. Kenyataan pada kita ialah MULUT & LIDAH

LAM

Huruf LAM itu waktu ZUHUR. Nabi IBRAHIM cahayanya Kuning. Malaikatnya MAKRIBUN. Keluar dari huruf Lam itu empat rakaat kerana TAJALLI Tuhan WUJUD – ILMU – NUR – SUHUD. Istananya pada HATI di lambung susu kiri yaitu RUH MAZIFAH. Kenyataan pada kita ialah HIDUNG & MATA

HA

Huruf HA ini waktu ASAR. Nabinya Nabi Yunus a.s Cahayanya Hijau Kuning. Malikaynya MIKAIL. Sahabatnya pula ialah Omar. Keluar dari huruf HA ini empat rakaat yakni API – AIR – ANGIn – TANAH. Istanayna pada LIMPA – Nafsu Jasmani. Kenyataan pada kita ialah BAHU & DADA.

MIM

Huruf MIM itu waktunya MAGHRIB . nabinya ialah Nabi MUSA. Cahayanya MERAH HITAM. Malikatnya ISHDAH & WAHIDIAH. Istananya PARU – PARU Nafsunya Nafsu Haiwan. Kenyataan pada kita ialah MATA ( Cahayanya )
DAL

Huruf DAL itu waktu ISYA’ Nabinya Nabi NUH. Cahayanya HIJAU HITAM. Malikatnya IZRAFIL. Sahabatnya ALI. Keluar dari huruf DAL itu 4 rakaat kerana Tajalli Tuhan DI – WADI – MANI – MA’NIKAM. Istananya HEMPEDU dari bawah lidah hingga keteklinga. Kenyataan pada kita ialah TAPAK KAKI.

Nota Fakir :-

Saudara pembaca , fakir minta maaf kerana tidak dapat menjelaskan penjelasan diatas kerana fakir tidak faham.

Barangkali mengikut ILMU TETENTU waktu waktu solat ada kaitan dengan kalimah ALHAMDU ini kerana Allah jua.

Bagi saudara pembaca yang ada mempelajari perkara ini eloklah beri penjelasan melalui Ruangan KOMEN Entri ini untuk pemahaman mereka mereka yang tidak faham termasuk fakir . Tq.

TEMPAT ZIKIR PADA TUBUH

ZIKIR QALBI

Dua jari bawah susu kiri = QALBI = HATI

ZIKIR RUH

Dua jari bawah susu kanan = RUH = NYAWA

ZIKIR SIRR

Dua jari bawah susu kiri = SIRR = RAHSIA

ZIKIR KHOFI

Dua jari atas susu kanan = KHOFI = TERSEMBUNYI

ZIKIR AKHFA

Ditengah dada = AKHFA = TERLEBIH SEMBUNYI

ZIKIR NAFAS

Antara 2 kening meliputi sekalian kepala

ZIKIR KHALIAH

Di ubun ubun meliputi sekalian jasad
20 SIFAT DIDALAM DIRI

1 WUJUD

Badan Insan SIFATKU mula jadi menanggung didalam dunia

2 KIDAM

RUH JASMANI kulitku mula jadi meliputi sekalian alam

3 BAQA’

RUHANI dagingku mula jadi menanggung RAHSIA didalam DIRI


4 MUKHALAFATUHU LIL HAWADITH

RUH NIBATI darahku mula menjadi meliputi Alam Sendiri

5 BINAFSIHI

RUH INSAN nafasku mula jadi berjalan ucapan didalam DIRI

6 WAHDANIAT

RUH RABBANI hatiku asal mula jadi TAHU didalam DIRI

7 KUDRAT

RUH QUDUS urat putihku yang tidak berdarah berjalan setiap dalam DIRI-ku

8 IRADAT

RUH KAHFI tulangku asal mula jadi menguatkan Alam Sendiri

9 ILMU

RUH IDHAFI benihku asal mula jadi YANG NYATA didalam CERMIN HAQ

10 HAYAT

RUH NURANI uratku yang meliputi didalam tubuh aku yang hidup alam sendiri.

11 SAMA’

BESI KURSANI pendengaranku asal semula jadi

12 BASAR

PANCARAN MA’NIKAM kalam aku berkata-kata dengan sendiri

13 KALAM

RUH MA’NIKAM menzahirkan perkataan didalam dunia

14 QADIRUN

WUJUD MA’NIKAM tali Ruhku KUNHI ZAT dengan Sifatku

15 MURIDUN

ILMU ALLAH badanku asal mula jadi KALIMAH didalam diriku

16 ALIMUN

DARJAT ALLAH kebesaranku asal mula jadi duduk didalam otak yang putih

17 HAIYUN

Amalan terlebih suci ialah amalan Kalimah Aku asal mula jadi alam diriku

18 SAMIUN

Bersama ZAT & SIFAT WAHDAH didalam Kalimah iman diriku


19 BASIRUN

RAHSIA NYAWA dengan BADANWAHIDAH bersamalah Zat dengan badan tidak bercerai dunia akhirat

20 MUTAKALLIMUN

Ghaib didalam Ka’bah Ghaib aku didalam Ka’bah Kaca Arasy yang putih titik didalam Kalimah.
AWALUDDIN MAKRIFATULLAH

Permulaan agama mestilah MENGENAL ALLAH.

Firman allah :-

Ya Muhammad kenalkanlah DIRI kamu sebelum kamu Mengenal Aku dan sebenar-benar kenal Diri kamu ialah Engakau Kenal Aku

Allah juga Berfirman :-

Ya Muhammad Aku jadikan baharu alam ini kerana Engkau dan Aku jadikan engkau kerana Aku. Maka engkau inilah sebenar-benarnya RAHSIA AKU.

Dengan ini bererti kita mesti berpegang kepada pokok kesimpulan RAHSIANYA itu yakni kita mesti betul betul kepada pengertian dan pemahaman RahsiaNya itu dengan terang dan jelas. Marilah kita renungi Firman Firman Allah saperti berikut :-

Aku tidak memandang kepada rupamu yang cantik...pengetahuanmu yang banyak jika kamu tidak Mengenal Aku maka sia sia sajalah amal kebajikan serta solat kamu yakni umpama debu yang berterbangan diudara ditiup angin

Engkau itu Aku dan Aku itu engkau

Oleh itu saudaraku sekalian kamu tuntutlah betul betul dan pelajarilah dengan sungguh sungguh serta kajilah dengan mendalam agar kamu DAPAT MENGENAL ALLAH dengan sebanar-benarnya. Mudah-mudahan Allah akan mengangkat Darjat kamu menjadi AHLI SUFI dan WALINYA.

Sebanyak manapun kitab kita baca, kaji dan pelajari INTIPATI yang perlu kita dapat dan perolehi hanya EMPAT ( 4 ) PERKARA sahaja yaitu perkara yang membolehkan amal ibadah kita diterima dan diakui oleh Allah SWT. Perkara itu ialah :-

Pertama

Mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan dengan bukti yang terang dan jelas.

Kedua

sentiasa dalam TUBUH ALLAH dengan bukti yang terang dan jelas juga.

Ketiga

sentiasa mendengar SERUAN ALLAH juga dengan bukti yang jelas dan terang.

Keempat

Datang dari Allah kembali kepada Allah dengan pedoman yang sebenar-benarnya terang dengan bukti yang jelas.

Sesungguhnya keputusan perkara perkara diatas, nampaknya senang dibaca tetapi tiap tiap satu perkara diatas bukanlah mudah diperolehi pemahaman dan pegangan keimanannya walaupun kita telah membaca mengkaji banyak buku, berguru dengan ramai guru, jika kita tidak menemui / ditemukan dengan buku buku dan guru guru yang benar benar dapat memberi petunjuk untuk pemahaman kita secra terang dan jelas.

RAHSIA DIDALAM DIRI

Inilah pada menyatakan bahawa didalam badan manusia itu EMPAT BAHAGI yaitu :-

NAFAS
ANPAS
TANAPAS
NUPUS

Sesungguhnya bagaimana rupa jasmani begitu jugalah rupa NYAWA.

Manakala Nyawa itu adalah NAFAS dan TANAPAS itu saperti ANPAS. Maka keempat itu berperingkat sampai kepada NUPUS dan Nupus itu saperti rupa ZAT manakala Zat itu saperti rupa SIFAT dan Sifat itu saperti rupa ASMA’ dan Asma’ itu saperti rupa AF’AL.

Dan perkara diatas diakui oleh Allah saperti FirmanNya melalui Hadith Qudsi :-

QA LAL LAH HU TAALA - AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRUHI SI FATI ILLA KHAIRI LIL LAH
Insan itu rahsiaKu dan Aku rahsianya. SifatKu itu Sifatnya tiada ada daripadaku melainkan Allah Taala

Barangsiapa mengenal akan BADANnya ia mengenal akan NYAWAnya. Barangsiapa mengenal akan nyawanya ia akan mengenal akan SIRRnya Barangsiapa mengenal akan Sirrnya akan mengenal akan TUHANnya yang qadim adanya.

Ketahuilah olehmu wahai talib – YANG KELUAR itu bernama NAFAS dan yang dinamai ANPAS itu gerak dari hidung sampai kebawah leher. Dan yang dinamai TANAPAS itu gerak dari bawah leher sampai ke hati. Yang dinamai NUPUS itu didalam Hati. Itulah HAKIKAT NYAWA.
WUJUD

WUJU DU KA ZAHRU WALA YUQA MU BI HI ZAHBU
Barangsiapa mengadakan DUA WUJUD jadi SYIRIK

ANA WUJU DA HU
Ada kita dengan DIA

WA NAF SUHU
Ada DIA dengan sendirinya.

Adapun WUJUD itu AIN ZAT artinya kenyataan kerana lafaznya dibaca itu wujud maknanya ZAT. Ini adalah kerana Wujud itu ADA. Maka yang ADA itu ZAT. Maka tiada diperoleh dengan lafaz yang lain daripada Wujud itu kerana wujudnya itu menyatakan Zatnya. Maka disebabkan itu dikatakan AIN ZAT namanya.

Adapun Wujud itu artinya ADA. Apa yang dikatakan itu ada.
Yang dikatakan itu ialah ZAT.

Adapun Wujud ini ditilikkan pihak lafaznya SIFAT dan jika ditilik pada maananya ZAT dan apa yang dikatakan lafaz itu kerana bacaan itu Wujud ada ZAT. Inilah maananya.

Adapun WUJUD DIRI SENDIRI berdiri dengan ZAT. Apa sebab dikatakan Wujud itu berdiri dengan Zat ? Sebab lafaz wujud itu ada manakala yang ADA itu ialah ZAT.





PERINGATAN TENTANG SEMBAHYANG

Barangsiapa menyembah NAMA TANPA MAANA bahawasanya ia KUFUR

Barangsiapa menyembah MAANA TANPA NAMA bahawasanya ia MUNAFIK

Barangsiapa menyembah NAMA DAN MAANA dengan HAKIKAT MAKRIFAT mereka itulah MUKMIN sabenar benarnya t

Barangsiapa meninggalkan NAMA DAN MAANA bahawasanya mereka itulah ARIFBILLAH

Solah Daim itu ialah solah tanpa huruf tanpa suara tanpa apa apa perbuatan. Ianya ialah kerja HAYAT atau kerja HIDUP. Yang Hidup itu ialah NURULLAH atau Nur Muhammad yakni Nyawa.

PENGERTIAN ALLAH DAN NABI MUHAMMAD MUSTAFFA RASULLULLAH


NABI

Adapun Tubuh Nabi Muhammad itu yang zahir ialah AF’AL daripada ZAT
Adapun nyawa Nabi Muhammad itu SIFAT daripada ZAT ALLAH.

SIFAT

Adapun SIFAT itu NYAWA kepada Muhammad
MUSTAFFA - Adapun hati Mustaffa itu ASMA’ daripada ZAT ALLAH.

ASMA’

Adapun ASMA’ itu Nama NamaNya.

AF’AL

Adapun AF’AL itu Tubuh Nabi namanya AF’AL.

RASULLULLAH - Adapun Rasullullah itulah SIRR daripada ZAT ALLAH SWT.

ZAT

Adapun ZAT itu TUHAN, Rahsia pada Nabi, Cahaya Ilmu Kalam - SIRRULLAH namanya.

Inilah kita bertuhan pada Allah dengan 4 syarat yakni :-

Pertama ZAT ALLAH itu Tuhan pada kita
Kedua SIFAT ALLAH itu NYAWA pada kita
Ketiga ASMA’ ALLAH itu HATI pada kita
Keempat AF’AL ALLAH itu TUBUH pada kita.

Dan TAJALLI Af’al Allah pada Tubuh kita dan Tajalli Asma’ Allah pada Hati kita dan Tajalli Sifat Allah pada Nyawa kita dan Tajalli Zat Allah pada Sirr kita yakni sebenar-benarnya RAHSIA kita adanya.

ASAL RUKUN 13 DIDALAM SOLAT.

Inilah asal Rukun 13 yang wajib diketahui dalam melakukan Solat.
Adapun Rukun Solat itu datangnya daripada ALLAH – BAPA dan IBU.



DATANG DARIPADA ALLAH – 5 PERKARA.

1 Niat
2 Nyawa
3 Wujud
4 Nafas
5 Af’al

Yaitu didalam bentuk Merasa – Mencium – Menjamah – Melihat & Mendengar

DATANG DARIPADA BAPA – 4 PERKARA

1 Tulang
2 Kuku
3 Rambut
4 Rupa

DATANG DARIPADA IBU – 4 PERKARA

1 Darah
2 Daging
3 Otak
4 Lendir

Terhimpun menjadi 13 . maka jadilah Rukun 13 perkara melakukan SOLAT setiap hari memulangkan sekalian HAKNYA sebagai ISI AMANAH yang dipertaruhkan kepada kita.


YANG MATI – YANG HILANG - YANG TINGGAL – YANG PULANG

YANG MATI itu ada 6 perkara yakni – Wujud – Anggota – Hawa – Nafsu – Gerak & Diam.

YANG HILANG pula ada 4 perkara yakni Darah – Daging – Tulang & Kulit

YANG TINGGAL itu ada 2 perkara yakni Iman & Taat

YANG PULANG ada satu sahaja yakni NYAWA. Pulang keempunyanya keasalnya.
HENING – QASAD – TAQRID & TA’YUN

HENING itu apa ?

Adapun HENING itu tiada dapat menyerupai dengan CAHAYA yang lain. Adapun JERNIH itu apakala tertenung lantas 7 petala langit dan 7 petala bumi.

Maka dalam cahaya yang HENING JERNIH itu yang terang benderang itulah CAHAYA PUTIH SIFAT saperti terlebih putih daripada kapas bersifat saperti SIFAT KITA.

Ada tanda pada DAHI kita tersurat NAMA ALLAH. Inilah RUH NABI kita

Maka dalam ZIKIR ALLAH syaratnya terhapus sekalian diri dengan keadaan diri kita yang kehambaan bagi RUH NABI saw yang dikatakan sebenar-benar SIFAT ALLAH NUR MUHAMMAD namanya.

Dan cahaya terang benderang hening jernih itulah CAHAYA ZAT ALLAH adanya. Wallah Hu Alam.

QASAD

Adapun QASAD itu MENYATAKAN NIAT tiada huruf dan tiada suara. Yang ada huruf dan suara BUKAN NIAT tetapi ADOM ( ADAM )


Adapun yang sebenar-benarnya NIAT yang tiada huruf dan tiada suara itu ialah ZAT ALLAH. Inilah NIAT yang sebanar-benarnya. Asal Niat dan tempat niat pada zahirnya ialah kita yang berniat tetapi sebenarnya ialah TUHAN YANG MUTLAK yang bersifat WAJIBUL WUJUD KHALIQ AL ALAM lagi ber-Sifat KAMIL MUKAMIL.

TA’RID

Adapun TA’RID itu MENYATAKAN FARDHU. Yang sebenar-benarnya Fardhu itu ialah TAJALLI SIFAT ALLAH ertinya NYATA SIFAT ALLAH itu NUR MUHAMMAD AIN SABITAH pun ia juga namanya, UJUD IDHAFI dan INSAN pun ia juga. Inilah sebenar-benarnya FARDHU itu.

Asal Fardhu ialah RUH NABI MUHAMMAD saw tempat Tajalli sekalian Ruh Adam itu.

Sebab dikatakan ASAL FARDHU yang sebenarnya kerana sekalian nyawa itu tajalli daripada NUR MUHAMMAD saperti kata HADITH QUDSI :-

ANA MINALLAH HU KUL LII SHAI IIN MINAN NUR yang bermaksud

Daku daripada Allah manakala segala sesuatu atau cahaya alam ini daripada cahayaku.

ANA MINALLAHU WAL ANBIYA ......( tidak jelas = fakir ) yang bermaksud :-

Aku daripada Allah sekalian anbia’ daripada aku.

ANA MINALLAHU WAL MUKMINI NAA MIN NI

Aku daripada Allah dan segala / semua mukminin daripada aku

Inilah sebabnya dikatakan MUHAMMAD itu BAPA SEKALIAN RUH dan ADAM itu BAPA SEKALIAN TUBUH / JASAD.

Inilah juga sebab kenapa dikatakan yang Fardhu PADA KITA ITU NYAWA. Nyawa itu PEMERENTAH BADAN. Jika tidak digerak oleh Nyawa tidak bergeraklah badan. Wallah hu Alam.

TA’YUN

Adapun TA’YUN itu menyatakan WAKTU Zuhur, Asar dan lain lain lima waktu itu. Adapun yang sebenarnya NYATA AF’AL ALLAH SWT pada Jasad Adam yaitu Tubuh kita ialah ALAMM RUH YANG KASAR. Itulah sebenarnya TA’YUN yakni sebenar benar NYATA.
TAUHID TAKBIRATUL IHRAM ( TI )

Adapun syarat TI itu hendaklah HADIR MATA HATI SYAHADAT KE ZAT ALLAH SWT.

Sebelum takbir kita NIATKAN didalam Hati yang kita MEMULANGKAN SEKALIAN PANCAINDERA yang dikurniakan kepada kita ( kepada Allah = fakir ) Niatnya ialah Tiada pendengaranku hanya ia ( pendengaran Zat Allah ) tiada penglihatanku hanya ia tiada huruf tiada suara hanya ia tiada ciukmku hanya ia tiada gerak dan diamku hanya ia.

HAKIKAT ZAT AF’AL – HAKIKAT SOLAT

Adapun ertinya SOLAT sebenarnya YANG MENYEMBAH ITU HAMBA, YANG DISEMBAH ITU TUHAN.

Yang menyembah itu FANA’ - yang disembah itu BAQA’. Maka sihamba PULANG KEPADA ADOMNYA. Maka KEKALLAH TUHAN semata-mata pada SUHUD ( pandangan = fakir ) kita.

Yang Menyembah dan Yang Disembah pun ia juga. Yang memuji = DIA Yang Dipuji pun DIA juga kerana Allah SWT Memuji DiriNya sendiri melalui lidah makhlukNya ( Insan )

Maka hamba itu tetaplah FANA’ sebab ditilik sekalian keadaan dirinya habis terpulang kepada Allah – Ilmu, hayat, Kudrat, Iradat, Sam’, Basar, Kalam . Yang ada pada dirinya adalah SIFAT ZAT ALLAH semata-mata.


Adapun Tuhan itu tiada diatas, tiada dibawah, tiada dihadapan, tiada dibelakang tiada dikanan mahupun dikiri.

TIADA HAMBA TIADA TUHAN YANG WUJUD HANYA ZAT ALLAH WAJIBUL WUJUD.

MEMULANGKAN AMANAH.

Hadith Qudsi yang bermaksud :-

1 TUKARKAN CAHAYA DIRIMU KEPADA CAHAYA TUHANMU

2 MATIKAN DIRI KAMU SEBELUM KAMU MATI

Adapun maksud MATIKAN itu ialah MEMULANGKAN AMANAH ALLAH yang ditanggungkan kepada kita. Amanah Allah itu ialah WUJUD KITA YANG KASAR ( Jasad ) dan Yang Menanggung Amanah itu ialah WUJUD KITA YANG BATIN yakni Nyawa dan YANG MENGAMANAHKAN itu ialah ZAT ALLAH.

Adapun SYARAT Memulangkan Amanah Allah itu ialah tatkala kita mengatakan ALLAH itu tarik nafas kita dari dalam FUAD hingga sampai kealam QUDDUS. Alam itu UBUn UBUN dan makam KAB FUSAIN yaitu antara dua bulu kening.

Maka kita tahankan hingga kuat sekalian alam kita merasa hapus wujud kita yang kasar kepada wujud kita yang batin – hapus wujud yang batin kepada ZAT SEMATA-MATA kepada suhud kita.

Maka hapus dan karamlah sekalian SIFAT BASRIAH dalam lautan BAHRUL QADIM hingga nyata Sifat laut semata-mata yaitu Laut Alam Allah. Maka katakanlah ALLAH HU AKBAR . telah fana’ sekalian kelakuan dan diri kita maka nyatalah BAQA’ keadaan ZAT Tuhan semata-mata. Inilah dikatakan SUHUD sehingga sampai kepada SALAM.

Adapun SUHUD itu ertinya PANDANG MATA HATI erti Mata Hati ialah pengetahuan Nyawa. Alam Nyawa itulah sebenar-benarnya IMAN.

Inilah SIRRULLAH yaitu cahaya Alam Ilmu ZAT ALLAH yang tiada huruf tiada suara Wujud Mutlak yakni Wujud Zat Wajibul Wujud.

Dengan ini Jasad kita KAMIL dengan Nyawa kita dan Nyawa Kamil Mukamil dengan ZAT ALLAH.
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Salam para pembaca yang budiman. Semuga sehat selalu dan terima kasih kerana sudi melawat lamanblog kerdil ini dan membaca artikel artikel yang disiarkan.

Fakir perhatikan tarikh haribulan yang dicatatkan pada setiap entri yang dipostkan terlewat sehari dari tarikh sebenar fakir memasukkannya . Silap fakir sendiri kerana tidak tahu untuk membetulkannya. Maklumlah dalam bab ini fakir kurang ilmu. Asalkan dapat dicatatkan kira ok-lah pada fakir.

Entri yang diambil dari manuskrip bertajuk diatas hampir selesai. Memang ada sedikit lagi tetapi ianya merupakan ulangan dari isi kandungan yang telah diposkan . Jadi fakir memilih untuk tidak memasukkannya.

Timbul hajat dihati ini untuk memasukkan artikel artikel yang dipetik dari kitab kitab karangan MUHYIDDIN IBN ARABI selepas ini untuk bacaan dan renungan kita bersama. Pada fakir kitab kitab Ibn Arabi memang seronok dibaca berulang ulang kali walaupun kekadang intipatinya susah juga untuk difahami.

Barangkali ramai daripada saudara semua sudahpun membacanya dan barangkali juga ramai juga yang belum dan ramai juga yang menganggap ajaran Ibn Arabi menyeleweng dari Ilmu Agama Islam yang sebenarnya.

Selepas entri Tok Peramu ini selesai fakir akan postkan rencana yang dipetik dari Kitab POHON KEWUJUDAN / EKSISTENSI secara bersiri.............Terima kasih dan Salam Takzim dari...........


Fakirabdillah.

..................................................................................

MANUSKRIP TOK PERAMU....

DALIL NAQLI – AYAT AL-QURAN

Telah ada Aku dalam dirimu – betapa tidak kamu lihat ?

SIFAT MAANI & SIFAT MAKNUYAH

A DAERAH KITA MENGENAL DIRI YANG KASAR
ADAM = JASAD YANG KASAR

a. HIDUP Jasad dengan hidup Nyawa
b. TAHU Jasad dengan tahu Nyawa
c. BERKUASA Jasad dengan berkuasa Nyawa
d. BERKEHENDAK Jasad dengan kehendak Nyawa
e. MENDENGAR Jasad dengan mendengar Nyawa
f. MELIHAT Jasad dengan melihat Nyawa
g. BERKATA Jasad dengan berkata Nyawa

B DAERAH KITA MENGENAL DIRI KITA YANG BATIN
MUHAMMAD = NYAWA INSAN

a. HIDUP Nyawa dengan HAYAT Tuhan
b. TAHU Nyawa dengan ILMU Tuhan
c. BERKUASA Nyawa dengan KUDRAT Tuhan
d. MENDENGAR Nyawa dengan SAMA’ Tuhan
e. MELIHAT Nyawa dengan BASAR Tuhan
f. BERKEHENDAK Nyawa dengan IRADAT Tuhan
g. BERKATA Nyawa dengan KALAM Tuhan

PANDANG WUJUD YANG ESA PADA WUJUD YANG BANYAK
ZIKIRNYA HU ALLAH

Adapun Allah itu banyak namaNya kerana Nama Allah yang menjadikan Alam dengan limpah Sifat Sifat diatas. Oleh itu Alam ini ialah Hakikat ZAT YANG ESA.

DALIL DALIL AL-QURAN

WALLAH HU MUHITHU LIL ALAMIN
Adapun Allah itu MELIPUTI sekalian Alam

LA TATA HAR RAKU ZAR RATUN BI IZ NILLAH
Tiada bergerak sesuatu walau sebesar zahrah sekalian melainkan dengan IZIn Allah
WA LA HAU LA WALA QUWWA TA ILLA BILLAH
Tiada DAYA UPAYA melainkan dengan KUDRAT Allah

FA IN NA MA TAL WAL LAU AF SII HIM WAJ JAHULLAH
Dimana kamu hadapkan wajahmu disitu Wajah Allah

Barang kamu pandang pada ini hingga sampai yang menjadikan janganlah terhenti pandang kamu pada sekalian itu hingga sampai kepada yang Menjadikan yaitu ZAT WAJIBUL WUJUD

Jika kamu pandang keadaan diri kamu hendaklah kamu pandang dengan HAYAT Tuhanmu. Jika kamu pandang pengetahuanmu hendaklah kamu pandang ILMU Allah. Apabila kamu pandang kuasamu hendaklah kamu pandang KUDRAT Allah. Begitulah seterusnya dengan pancaindera kamu dan Sifat Sifat MAANI Allah yang lain.
Jika tidak demikian halnya sia sialah pandangan itu dan DERHAKA kamu terhadap Tuhan kamu.


ALLAH AN - NIAT – AHDAH – WAHDAH – WAHIDIAH

ALLAH – Alif - Lam –Lam- Ha


ALIF itu AHDIAH ZAT

LA TAAYUN pun ia SIRRULLAH pun ia juga. Inilah ASAL NIAT yang tiada huruf dan tiada suara. Inilah USALLI SOLAT artinya Aku Solat Sifatnya NAFSI WUJUD

Adapun ALIF itu dalil menyatakan FARDHU . Inilah maknanya ZAT mertabat INSAN dan AHADIAH. Dengan kebesaran ALIF ini maka jadilah LAM yakni dengan kebesaran dan kekayaan SIFAT ZAT ertinya ESA pada pihak TANZIL.

LAM AWAL = ALIF DIATAS

Adapun ALIF DI-ATAS itu dalil menyatakan SIFAT huruf ALIF diatas. Maka jadilah LAM AWAL maknanya SIFAT SEMATA-MATA mertabatnya WAHDAH yakni TA’AYUN AWAL ertinya NYATA YANG PERTAMA yakni TAJALLI SIFAT ALLAH menjadi NUR MUHAMMAD – AIN SABITAH – WUJUD IDHAFI – INSAN KAMIL pun ia juaga menanggung namaNya ALLAH. Inilah asal FARDHU yang sebenarnya yakni SIFAT MAANI.

LAM AKHIR = ALIF DIBAWAH

Adapun Alif Di-bawah itu dalil menyatakan ASMA’NYA. Huruf Alif dibawah menjadi LAM AKHIR maknanya ASMA’ mertabat WAHIDIAH yang bernama ALLAH yakni TA’AYUn THANI ertinya NYATA YANG KEDUA maka Tajallilah RUH ADAM dengan kebesaran , kelimpahan Ruh inilah menjadi Tubuh Adam daripada huruf Alif Di-Atas.

Maka huruf ini maknanya Zat Alif Di-Atas maka jadilah LAM AWAL maknanya Sifat Alif dibawah. Maka jadilah LAM AKHIR maknanya ASMA’ ALIF didepan. Maka jadilah maknanya AFAL . Maka 4 huruf itu empat Sifat Alif Lam Lam Ha


ALLAH HU AKBAR

ALLAH – ( Alif – Lam – Lam – Ha ) – Empat Sifat

ALIF = ZAT
LAM AWAL = SIFAT
LAM AKHIR = ASMA’
HA = AF’AL

AKBAR – ( Alif – Kaf – Ba – Ra )

ALIF = KAHAR
KAF = JAMAL
BA = JALAL
RA = KAMAL

ALLAH = GHAIBUL GHUYUB

ALIF = LA TA’AYUN = MERTABAT ZAT
LAM AWAL = TA’AYUN AWAL = NUR MUHAMMAD = RUH
LAM AKHIR = TA’AYUN THANI = MERTABAT ADAM = NYAWA
HA = MERTABAT TUBUH = JASAD

ZAT DIRI YSNG BERDIRI SENDIRI .Wujudnya di Alam LAHUT. Zikirnya AH ( Alif Ha ) AH . Ilmunya KAMAL YAKIN

SIFAT DIRI DENGAN ZAT. Wujudnya Alam JABARUT. Zikirnya HU HU. Ilmunya HAQ QUL YAKIN

ASMA’ DIRI YANG TERPERI. Wujudnya di Alam MALAKUT. Zikirnya ALLAH 3 x . Ilmunya – ILMU YAKIN

AF’AL DIRI YANG TAJALLI. Wujudnya diAlam SAHADAH. Zikirnya LA ILA HA ILLALLAH. Ilmunya – ILMU YAKIN.
Jelaslah kewujudan itu sebagai PENZAHIRAN KEBESARAN diriNya.

Dengan wujud itu terzahir pula segala KEINDAHAN JAMAL Allah namanya. Lantas terzahir pulalah CAHAYANYA yang menerangi segala Keindahan itu JALAL ALLAH namanya dengan KEAGUNGAN itu sempurnalah sudah sebagai Kenyataan ALLA HU AKBAR.

DARI ... Manuskrip ILMU & MAKRIFAT TOK GURU PERAMU -
ENTRI KEENAM BELAS ( 16 – TERAKHIR. )

HAKIKAT FATIHAH................
Ia Menyatakan DIRI

BISMILLAH..............

Menjadi ia diriNya AR-RAHMAN itu Ya Muhammad , engkau jua keadaan YA RAHIM itu. Ya Muhammad engkaulah kekasihKu. Tiada yang lain.

ALHAMDULULLAH.......

Ya Muhammad yang membaca Fatihah itu Aku. Yang memuji itu pun Aku. Alhamdulillah itu Ya Muhammad Solatmu ganti SolatKu tempat memuji DiriKu sendiri.

RABBUL ALAMIN................

Rabbul Alamin itu Aku Tuhan Sekalian Alam.

AR RAHMAN – AR – RAHIM...........

Ya Muhammad yang membaca Ftihah itu Aku yang Memuji itu pun Aku juga.

MALIKIYAU MID DIIN..............

Ya Muhammad Aku Raja Yang Maha Besar...engkaulah kerajaannya.

IYYA KANA’ BUDU................

Ya Muhammad yang solat itu Aku. Aku memuji DiriKu Sendiri..

WA IYYA KAA NAS TAA IIN....

Ya Muhammad tiada kenyataanKu jika engkau tiada...

IH DI NAS SII RATAL MUSTAAQIM...

Ya Muhmammad Awal dan Akhir itu Aku

SIRATAL LAZI NA AN AM TA ALAI HIM..

Ya Muhammad sebab Aku sukakan engkau ialah engkau itu kekasihKu.
GHAI RIL MAGHDU BI ALAI HIM..

Ya Muhammad Aku jadi Pemurah padamu kerana engkau itu kekasihKu

WA LAD DHAL LIN...

Ya Muhammad jika tiada Aku maka tiadalah engkau..

AMIN..

Ya Muhammad Rahsiamu itu Rahsia Aku.

Yakni yang disembah itu tiada suatu juapun didalamnya melainkan Tuhanku. Maka apabila Solat ghaiblah didalamnya . Apabila ghaib ESA-lah ia dengan Tuhannya.

Yang Solat itu tiada dengan lafaz dan maknanya dengan citarasa yang solat amat rapat kepada Zat Yang Esa dengan kata ALLA HU AKBAR.

Maka barangsiapa masuk didalam Solat tiada SERAH Tubuh dan Nyawa-nya maka kekallah Sifat dengan Tuhannya – tiada mengesakan dirinya dengan Tuhannya. Sabda Nabi saw :-

Tatkala kamu Takbiratul Ihram membuangkan lafaz dan makna melainkan Wujud Mutlak semata-mata.

Enhanced by Zemanta

Thursday, February 21, 2013

Tembang dan Ajaran Sunan Kalijaga

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله


Ajaran dan Dzikir Sunan Kalijaga


Lir-ilir, lir-ilir, tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo, tak sengguh penganten anyar
Cah angon-cah angon, penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno, kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro, kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung jembar kalangane, mumpung padhang rembulane
Yo surak-o… surak hiyo…

Siapa yang tak mengenal tembang di atas? Selain Lir-ilir, ada lagi tembang Gundul Pacul dan lain sebaginya. Tembang itu adalah ciptaan kanjeng Sunan Kalijaga, alias Raden Said (Raden Sahid) yang sering disebut sebagai wali orisinil. Walapun ada pula yang menyebutkan bahwa tembang Lir-ilir itu karya Sunan Bonang. Namanya akrab di telinga Islam Jawa. Dan, nyatanya dialah satu-satunya wali yang bisa diterima oleh berbagai pihak, baik oleh mutihan atau abangan, santri atau awam.
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Tumenggung Wilatikta sering disebut Raden Sahur walau dia termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama Hindu tetapi Raden Sahur sendiri sudah masuk agama Islam. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syek Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali. Ada pula yang menyatakan, asalnya dari kata jaga (menjaga) dan kali (sungai). Versi ini berdasarkan pada penantian Lokajaya akan kedatangan Sunan Bonang selama tiga tahun, di tepi sungai.
Sunan Kalijaga dilukiskan hidup dalam empat era pemerintahan, yaitu masa Majapahit (sebelum 1478), Kesultanan Demak (1481-1546), Kesultanan Pajang (1546-1568), dan awal pemerintahan Mataram (1580-an). Begitulah yang dinukilkan Babad Tanah Jawi, yang memerikan kedatangan Sunan Kalijaga ke kediaman Panembahan Senapati di Mataram. Dengan demikian diperkirakan masa hidup Sunan Kalijaga mencapai lebih dari 100 tahun.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Raden Umar Sahid) (Sunan Muria), Dewi Rakayuh, dan Dewi Sofiah. Dengan demikian Sunan Kalijaga adalah ipar dari Sunan Giri. Pasalnya, Sunan Giri adalah putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara).
Sunan Kalijaga, seperti halnya Syekh Siti Jenar, memang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa melalui sisi budaya. Islam menemui banyak halangan untuk berkembang di tanah Jawa karena bertemu dengan kultur yang sudah sangat kuat, yaitu kultur Hindu/Buddha di bawah pengaruh kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, Sunan Kalijaga melakukan transmogrifikasi dengan memasukkan unsur-unsur Islam dalam budaya-budaya Jawa seperti memasukannya ke dalam syair-syair macapat, memodifikasi wayang kulit, menciptakan lagu yang sangat terkenal Lir- ilir, dan sebagainya.
Buku ini tidak sededar bertutur kata tentang kisah Sunan Kalijaga, tetapi mengungkap ajaran serta amalan yang diwariskan, seperti doa-doa (kidung) baik yang berbahasa Jawa maupun yang diambil dari ma’surat. Dengan demikian kita bisa lebih paham ajaran (pesan) kearifan Sunan Kalijaga serta bisa mendapatkan khazanan lama yang berharga. Sebagai contohnya, wejangan dibalik tembang Lir-ilir dan wejangan tentang pacul.
Wejangan dibalik tembang Lir-ilir
Bila kita renungkan secara mendalam apa yang tersirat dari suratan tembang Lir-ilir tersebut secara globalnya adalah sebagai berikut:
*) Bait pertama, mulai bangkitnya Islam.
*) Bait kedua, merupakan perintah untuk melaksanakan kelima Rukun Islam.
*) Bait ketiga, bertobat, memperbaiki kesaahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Kesemuanya untuk bekal kelak bila mati.
*) Dan bait selanjutnya mempunyai arti yang menyimpulkan mumpung ada kesempatan baik.
Wejangan tentang Pacul
Wejangan Sunan Kalijaga tentang Pacul yang diberikan kepada Ki Ageng Sela juga sangat menarik untuk dikaji. Wejangan yang nampaknya sederhana itu bermakna sangat dalam.
Pacul atau cangkul merupakan senjata utama andalan para petani. Senjata yang ampuh  ini digunakan untuk mengolah lahan pertanian. Menurut wejangan Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng Sela, cangkul terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1) Pacul (bagian yang tajam), 2) Bawak (lingkaran tempat batang doran), dan 3) Doran (batang kayu untuk pegangan cangkul).
1) Pacul. Pacul dari kata: ngipatake barang kang muncul, artinya membuang bagian yang mendugul (semacam benjolan yang tidka rata). Sifatnya memperbaiki. Sebagai umat Islam, kita harus selalu berbuat baik dan selalu memperbaiki hidup kita yang penuh dosa. Maka, seperti halnya pacul yang baik, yaitu kuat dan tajam, kita harus kuat iman, tajam pikiran kita untuk berbuat kebaikan. Jadi, falsafah pacul tersebut mengandung makna ajaran agama yang tinggi nilainya.
2) Bawak. Bawak dari kata obahing awak, artinya geraknya tubuh. Maksudnya: sebagai orang hidup wajib bergerak tubuh akan menjadi sehat. Arti istilah yang luas, bahwa sebagai manusia kita wajib berikhtiar, seperti halnya bekerja untuk memperoleh nafkah dunia dan bergerak mengerjakan shalat untuk memperoleh nafkah batin.
3) Doran. Doran dari kata donga marang Pangeran, artinya berdo’a kepada Tuhan. Maksudnya: kita manusia sebagai umat harus selalu berdo’a kepada Tuhan, yakni Allah SWT. Karena do’a ini juga bagian vital dari ibadah. Apalagi shalat lima waktu merupakan kewajiban umat Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, harus dilaksanakan sepenuhnya.
Judul: Ajaran dan Dzikir Sunan Kalijaga

Enhanced by Zemanta

Pengakuan Nabi Palsu Zaman Rasulullah SAW

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

Pengakuan Nabi Palsu Zaman Rasulullah SAW

zaman Khalifah hingga abad 20.
Pengakuan nabi palsu yang disebut di bawah ini semuanya berasal dari luar negeri semua.

Berikut dalil sanggahan yang menyatakan bahwa nabi, sesudah Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah ada. Nabi SAW penutup Rasul dan Para nabi. Tidak ada nabi setelah Nabi SAW wafat. Dari dalil ini, mereka yang mengaku nabi, pasti akan ditumpas oleh umat Islam.

Ayat Al Qur'an Surat Al Ahzab ayat 40:
Allah SWT berfirman,

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu[1223]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. Al-Ahzab: 40).

Hadits.
Hadits yang menguatkan bahwa tidak ada Rasul bahkan Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
Dari Ali Karim, keberadaan nabi palsu ini memang sudah diramalkan oleh Rasulullah SAW sebelum Beliau meninggal.

Rasulullah SAW bersabda,
"Akan muncul dari tengah umatku pendusta semuanya mengaku nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku. Dan akan senantiasa ada sekelompok dalam umatku yang berada di atas kebenaran"
(HR. Abu Daud dan Ahmad).

Rasulullah SAW bersabda,
"Dalam umatku ada 27 pendusta dan pembohong, 4 diantara mereka adalah perempuan. Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku."
(HR. Thahawi).

Berikut ini Nabi Palsu pada Zaman Rasulullah SAW.
1. Abhalah bin Ka'ab bin Ghauts Al Kadzdzab alias Al Aswadi Al Ansi.
Pada masa Rasulullah SAW.
Berasal dari Yaman dan dia berhasil dibunuh oleh istrinya sendiri yang bekerjasama dengan kaum muslimin.

2. Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal.
Pada zaman Rasulullah SAW.
Berasal dari Bani Asad.
Dia bersama istrinya kabur ke Syam, hingga dia akhirnya kembali ke pangkuan Islam.

3. Musailamah bin Tsumamah bin Habib Al Kadzdzab.
Berasal dari Yamamah.
Dia mati sesudah dilempar tombak oleh Musilamah bin Harb pada kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

4. Sajah binti Al Harits bin Suwaid.
Pada Masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan.
Seorang perempuan yang berasal dari Bani Tamim.
Dia diusir oleh sang khalifah.

5. Al Mukhtar bin Abi Ubaid.
Berasal dari Thaif, penganut Syiah yang mengaku nabi.
Dia adalah saudara ipar Abdullah bin Umar bin Khattab.
Mati dibunuh oleh Mush'ab bin Az-Zubair.

6. Mirza Ali Mohammad.
Pada abad 19.
Pendiri agama Babisme.
Dihukum mati oleh pemerintah Iran pada 1843.

7. Mirza Husein Ali.
Pendiri agama Bahaisme, penganut syiah.
Mati pada tahun 1892.
Dilanjutkan oleh anknya yang bernama Abbas Efendy yang bermarkas di Chicago, USA.

8. Mirza Ghulam Ahmad.
Berasal dari India.
Mati terkena penyakit kolera.
Pendiri agama Ahmadiyah, tapi kitabnya bukan Al Qur'an melainkan Tadzkirah.

9. Rashad Khalifa.
Dari Mesir 1835-1908.
Mati dicincang oleh pengikutnya sendiri dengan pisau dapur.

10. Asy Syaikhah Manal Wahid Manna.
Seorang wanita mengaku nabi.
Dipenjari oleh pemerintahan Mesir.

11. Tsurayya Manqus.
Seorang wanita dari Yaman.
Mati dibunuh oleh pengikutnya sendiri dan disalib.

12. Muhammad Abdur Razak Abul 'Ala.
Dari sudan.
Enhanced by Zemanta