أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Tempat Keluarnya Dajjal
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari an Nawwas bin Sam’an bahwa Rasulullah saw bersabda,”…. Sesungguhnya dia (dajjal) akan keluar dari sebuah jalan yang terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di sebelah kanan dan membuat kerusakan disebelah kiri, wahai hamba Allah bersiteguhlah kamu.” Kami bertanya,”Wahai Rasulullah berapa lama dia berada di bumi?’” beliau saw menjawab,”Empat puluh hari. Sehari bagai setahun, sehari bagai sebulan, sehari bagai satu jum’at dan hari-hari seperti hari-hari kalian.”
Sementara itu, Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Bakar ash Shiddiq bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dajjal akan keluar dari bumi sebelah timur, yang disebut Khurasan…”
Al Qurthubi mengatakan,”Terkadang disebutkan bahwa dia (dajjal) keluar dari Khurasan, dan dari Isfahan. Untuk menggabungkannya bahwa tempat pertama keluarnya adalah dari Khurasan di sebuah tempat Isfahan kemudian dia keluar menuju Hijaz antara Irak dengan Syam. (Hasyiayatus Sindiy ala Ibni Majah juz VII hal 437)
Isfahan sendiri—menurut Amin Muhammad Jamal, penulis buku Umur Umat Islam–berada diantara perbatasan Rusia dan Iran sekarang.
Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid mengatakan bahwa dia (dajjal) keluar dari sebelah timur, diantara tempat fitnah dan kejahatan, sebagaimana sabda Nabi saw,”Fitnah ada di sini.” Beliau saw mengisyaratkan ke sebelah timur. Belahan timur merupakan sumber kejahatan dan fitnah, yang akan keluar dari sebelah timur itu, dari Khurasan melintasi Isfahan, masuk ke pulau kecil antara Syam dan Iraq, dan dia tidaklah memiliki keinginan kuat untu memasukinya kecuali Madinah karena di kota inilah terdapat orang yang memberi kabar gembira dan peringatan, yaitu Nabi saw sehingga dia merasa perlu untuk menguasai penduduk Madinah. Akan tetapi kota itu diharamkan baginya sebagaimana sabda Nabi saw,”disetiap pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaganya.”
Lelaki ini (dajjal) keluar dari tempat antara Syam dan Iraq yang diikuti oleh orang-orang Yahudi Isfahan yang berjumlah 70.000 yang merupakan tentara-tentaranya. Yahudi adalah hamba-hamba Allah yang paling buuk dan paling sesat, mereka mengikuti dajjal, melindungi dan menolongnya. Mereka dan orang-orang yang mengikutinya menjadi tentara-tentaranya. Nabi saw bersabda,”Wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah, wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah.” Rasulullah saw menginginkan kita bersiteguh karena keadaan saat itu teramat genting, sehingga Nabi saw berabda,”Barangsiapa yang mendengar dajjal maka dia akan menjauhinya demi Allah sesungguhnya seorang laki-laki akan mendatanginya sementara dia mengira bahwa dirinya adalah seorang yang beriman sehingga dia mengikutinya (dajjal) dikarenakan munculnya berbagai syubuhat.” Seorang akan mendatanginya dan mengatakan,”Dia (dajjal) tidaklah menyesatkanku dan tidaklah aku terpengaruh olehnya akan tetapi dajjal terus menunjukkan kepadanya berbagai syubuhat sehingga orang itu mengikutinya. Naudzu billah. (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu Utsaimin juz II hal 4)
Mekah dan Madinah Tidak Terkena Fitnah Dajjal
Fitnah dajjal adalah fitnah yang terbesar, sebagaimana yang dirwayatkan oleh Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir bahwa Rasulullah aw bersabda,”Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajjal.” Serta yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,”Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari dajjal.”
Kemunculannya dari persembunyiannya selama ini —baca : Misteri al-Jassasah—, pada akhir zaman membawa fitnah syubuhat dan syahwat yang luar biasa yang berhasil menundukkan hati dan iman yang lemah dari kaum muslimin, apalagi terhadap orang-orang musyrikin dan atheis.
Dan tidaklah satu tempat pun di bumi kecuali tempat itu telah disinggahi oleh dajjal dan menyebarkan berbagai fitnahnya di sana kecuali Mekah dan Thibah (Madinah)
Sebagaimana disebutkan didalam hadits al jassasah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,”…. Aku adalah al masihuddajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,”Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,”Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab,”Benar.” (HR. Muslim)
Membentengi Diri Dari Fitnah Dajjal
Rasulullah saw telah mengajarkan kita bagaimana cara menyelamatkan diri dari fitnah dajjal diantaranya adalah :
1. Selalu menjaga doa-doa yang disuruh membacanya oleh Rasulullah saw pada akhir setiap shalat (setelah tahiyat akhir) yaitu :
2. Menghafal surat al Kahfi atau sepuluh ayat yang diawalnya atau sepuluh ayat yang diakhirnya. Bahkan orang yang menghafal tiga ayat saja diawal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari dajjal.
Telah bersabda Rasulullah saw,”Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah dajjal.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
Sedangkan didalam hadits Muslim dan Abu Daud disebutkan,”sepuluh ayat diakhir surat al Kahfi.” Dan didalam hadits yang lain disebutkan,”tiga ayat dari awal surat al Kahfi.”
Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah melihat dajjal hendaklah ia meludahi mukanya seakan-akan ia adalah Khindzib, yaitu setan penggangu shalat. Dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal atau akhir dari surat al Kahfi, semoga Allah menyelamatkannya dari dajjal.
3. Barangsiapa yang mendengar kemunculan dajjal, hendaklah ia berlindung ke kota Madinah atau Mekah, karena kedua negeri itu tidak akan dapat dimasuki oleh dajjal.
4. Barangsiapa yang tidak mampu melakukan tiga hal diatas maka hendaklah ia lari dari depan dajjal, karena ia tidak akan membahayakannya dengan tetap berdzikir dan berdoa. (Umur Umat Islam hal 117 – 118)
Tempat Keluarnya Dajjal
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari an Nawwas bin Sam’an bahwa Rasulullah saw bersabda,”…. Sesungguhnya dia (dajjal) akan keluar dari sebuah jalan yang terletak antara Syam dan Irak, maka ia berbuat kerusakan di sebelah kanan dan membuat kerusakan disebelah kiri, wahai hamba Allah bersiteguhlah kamu.” Kami bertanya,”Wahai Rasulullah berapa lama dia berada di bumi?’” beliau saw menjawab,”Empat puluh hari. Sehari bagai setahun, sehari bagai sebulan, sehari bagai satu jum’at dan hari-hari seperti hari-hari kalian.”
Sementara itu, Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Bakar ash Shiddiq bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dajjal akan keluar dari bumi sebelah timur, yang disebut Khurasan…”
Al Qurthubi mengatakan,”Terkadang disebutkan bahwa dia (dajjal) keluar dari Khurasan, dan dari Isfahan. Untuk menggabungkannya bahwa tempat pertama keluarnya adalah dari Khurasan di sebuah tempat Isfahan kemudian dia keluar menuju Hijaz antara Irak dengan Syam. (Hasyiayatus Sindiy ala Ibni Majah juz VII hal 437)
Isfahan sendiri—menurut Amin Muhammad Jamal, penulis buku Umur Umat Islam–berada diantara perbatasan Rusia dan Iran sekarang.
Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid mengatakan bahwa dia (dajjal) keluar dari sebelah timur, diantara tempat fitnah dan kejahatan, sebagaimana sabda Nabi saw,”Fitnah ada di sini.” Beliau saw mengisyaratkan ke sebelah timur. Belahan timur merupakan sumber kejahatan dan fitnah, yang akan keluar dari sebelah timur itu, dari Khurasan melintasi Isfahan, masuk ke pulau kecil antara Syam dan Iraq, dan dia tidaklah memiliki keinginan kuat untu memasukinya kecuali Madinah karena di kota inilah terdapat orang yang memberi kabar gembira dan peringatan, yaitu Nabi saw sehingga dia merasa perlu untuk menguasai penduduk Madinah. Akan tetapi kota itu diharamkan baginya sebagaimana sabda Nabi saw,”disetiap pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaganya.”
Lelaki ini (dajjal) keluar dari tempat antara Syam dan Iraq yang diikuti oleh orang-orang Yahudi Isfahan yang berjumlah 70.000 yang merupakan tentara-tentaranya. Yahudi adalah hamba-hamba Allah yang paling buuk dan paling sesat, mereka mengikuti dajjal, melindungi dan menolongnya. Mereka dan orang-orang yang mengikutinya menjadi tentara-tentaranya. Nabi saw bersabda,”Wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah, wahai hamba-hamba Allah bersiteguhlah.” Rasulullah saw menginginkan kita bersiteguh karena keadaan saat itu teramat genting, sehingga Nabi saw berabda,”Barangsiapa yang mendengar dajjal maka dia akan menjauhinya demi Allah sesungguhnya seorang laki-laki akan mendatanginya sementara dia mengira bahwa dirinya adalah seorang yang beriman sehingga dia mengikutinya (dajjal) dikarenakan munculnya berbagai syubuhat.” Seorang akan mendatanginya dan mengatakan,”Dia (dajjal) tidaklah menyesatkanku dan tidaklah aku terpengaruh olehnya akan tetapi dajjal terus menunjukkan kepadanya berbagai syubuhat sehingga orang itu mengikutinya. Naudzu billah. (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu Utsaimin juz II hal 4)
Mekah dan Madinah Tidak Terkena Fitnah Dajjal
Fitnah dajjal adalah fitnah yang terbesar, sebagaimana yang dirwayatkan oleh Ahmad dari Hisyam bin ‘Amir bahwa Rasulullah aw bersabda,”Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah dajjal.” Serta yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,”Semenjak Adam diciptakan sampai berdirinya kiamat tidak ada hal (cobaan) yang lebih besar dari dajjal.”
Kemunculannya dari persembunyiannya selama ini —baca : Misteri al-Jassasah—, pada akhir zaman membawa fitnah syubuhat dan syahwat yang luar biasa yang berhasil menundukkan hati dan iman yang lemah dari kaum muslimin, apalagi terhadap orang-orang musyrikin dan atheis.
Dan tidaklah satu tempat pun di bumi kecuali tempat itu telah disinggahi oleh dajjal dan menyebarkan berbagai fitnahnya di sana kecuali Mekah dan Thibah (Madinah)
Sebagaimana disebutkan didalam hadits al jassasah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,”…. Aku adalah al masihuddajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,”Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,”Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab,”Benar.” (HR. Muslim)
Membentengi Diri Dari Fitnah Dajjal
Rasulullah saw telah mengajarkan kita bagaimana cara menyelamatkan diri dari fitnah dajjal diantaranya adalah :
1. Selalu menjaga doa-doa yang disuruh membacanya oleh Rasulullah saw pada akhir setiap shalat (setelah tahiyat akhir) yaitu :
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَأَعُوذُ بِك مِنْ فِتْنَةِ
الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Artinya : “Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
adzab neraka jahanam, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur, dan
aku berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan mati, dan berlindung
kepada-Mu dari fitnah al masihuddajjal.”2. Menghafal surat al Kahfi atau sepuluh ayat yang diawalnya atau sepuluh ayat yang diakhirnya. Bahkan orang yang menghafal tiga ayat saja diawal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari dajjal.
Telah bersabda Rasulullah saw,”Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat al Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah dajjal.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
Sedangkan didalam hadits Muslim dan Abu Daud disebutkan,”sepuluh ayat diakhir surat al Kahfi.” Dan didalam hadits yang lain disebutkan,”tiga ayat dari awal surat al Kahfi.”
Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah melihat dajjal hendaklah ia meludahi mukanya seakan-akan ia adalah Khindzib, yaitu setan penggangu shalat. Dan hendaklah ia membaca ayat-ayat awal atau akhir dari surat al Kahfi, semoga Allah menyelamatkannya dari dajjal.
3. Barangsiapa yang mendengar kemunculan dajjal, hendaklah ia berlindung ke kota Madinah atau Mekah, karena kedua negeri itu tidak akan dapat dimasuki oleh dajjal.
4. Barangsiapa yang tidak mampu melakukan tiga hal diatas maka hendaklah ia lari dari depan dajjal, karena ia tidak akan membahayakannya dengan tetap berdzikir dan berdoa. (Umur Umat Islam hal 117 – 118)
No comments:
Post a Comment