ADANYA MAKHLUK ROHANI
[Keberadaan makhluk rohani yang diciptakan dari api yang tidak asap (jin)]
Dia campurkan api dan tumbuh-tumbuhan, maka bentuk jin dijadikan sebagai ruang di antara dua kondisi.
Ia adalah di antara roh yang berjasad dengan tempat yang dalam dan roh yang tidak "di mana".
Yang menerima jasad mencari makanan untuk pembesaran tanpa kepalsuan,
Dan yang menerima malaikat-malaikat, menerima hati untuk mengambil bentuk dalam keasliannya.
Karena alasan ini, ia mentaati pada satu saat dan menentang pada saat lain Dia akan balas mereka yang tidak taat dengan dua api.
[Penciptaan Jin, malaikat dan manusia]
Allah berfirman, "Dia ciptakan jin dari pucuk api yang tidak asap" (55:14). Hadis menceritakan, "Allah ciptakan malaikat dari nur, dan Allah ciptakan jin dari api, dan Dia ciptakan manusia dari apa yang telah dikabarkan kepada kamu". Apa yang Rasulullah katakan tentang penciptaan manusia "seperti yang telah diceritakan kepada kamu", beliau memberi ketegasan dan tidak menjelaskannya seperti yang beliau lakukan pada menceritakan ciptaan malaikat dan jin. Rasulullah saw "diberikan segala perkataan". Berikut beberapa contohnya. Dasar penciptaan malaikat dan jin tidak berubah. Dasar ciptaan manusia berubah karena ada empat kategori kejadian manusia. Kejadian Adam tidak menyerupai kejadian Hawa. Kejadian Hawa tidak meneyrupai kejadian keturunan Adam yang lain. Kejadian Isa tidak menyerupai yang lain. Di sini Rasulullah s.a.w memberi penjelasan. Beliau menyampaikan kepada kita rincian kejadian manusia. Adam diciptakan dari tanah liat, Hawa dari tulang rusuk, Isa dari tiupan Roh, keturunan Adam dari "Air yang hanyir" (77:20).
[Konsep relevansi langit dan bumi]
Bila Allah dirikan empat anasir dasar dan asap naik ke bagian bawah Sfera Bintang-bintang Yang Tetap, tujuh langit dibentangkan di dalam asap itu, setiap berpisah dari yang lain. Dia "Bukakan pada setiap langit ketentuannya" setelah "Dia adakan dalamnya rezekinya" dan semua ini "Dalam empat hari". Kemduian Dia berfirman, "Kepada langit dan bumi: Datanglah dengan rela atau terpaksa". (41:9-11).
Kemudian Allah adakan hubungan di antara langit dan bumi dan arah yang dengannya Dia berkehendak mengadakan benda-benda di bumi dalam bentuk tambang, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dia jadikan bumi seperti istri dan langit seperti suami. Langit menyalurkan perintah Allah kepada bumi sebagaimana suami memindahkan air mani ke istrinya. Dengan demikian bumi membawa keluar jenis-jenis pembentukan yang Allah sembunyikan di dalamnya.
[Empat anasir dan pembentukan manusia dan jin]
Bila udara dinyalakan dan dipanaskan, ia membakar seperti pelita. Pembakaran api itu adalah nyala udara dan itu tidak berasap (marj, campur aduk) karena bercampur dengan udara dan adalah udara yang terbakar. Marj adalah campuran dan dari ini yang tidak berasap itu adalah marj karena tanaman bercampur di dalamnya.
Jin adalah campuran dua anasir yaitu api dan udara, sebagaimana manusia merupakan campuran dua anasir yaitu air dan tanah diuli bersama yang menjadikannya tanah liat. Begitu juga campuran udara dan api dinamakan 'api yang tidak berasap'. Allah ciptakan bentuk jin dalam api yang tidak berasap itu. Karena anasir udara ada dengan jin, maka jin bisa mengambil berbagai bentuk yang mereka inginkan. Karena ada anasir api dengannya maka ia menjadi tidak nyata dan seni, dan mereka mencari kekuasaan, kemegahan dan kekuatan karena api merupakan bagian yang paling tinggi dalam anasir-anasir itu dan ia memiliki pengaruh yang kuat untuk mengubah sesuatu sebagaimana hukum alam kehendaki. Inilah sebabnya jin iblis menyombong dan enggan sujud kepada Adam bila Allah memerintahkannya melakukannya lantaran pandangannya yang tinggi terhadap dirinya. Dia berkata, "Aku lebih baik darinya" (7:12), berarti menurut dasar bahwa Allah lebih menyukai api dari anasir-anasir yang lain.
Jin tidak tahu bahwa anasir air yang darinya Adam diciptakan lebih kuat dari api karena air bisa memadamkan api dan tanah adalah lebih kuat dari api melalui kesejukan dan kekeringan. Adam memiliki kekuatan dan kemantapan melalui penguasaan dua anasir tersebut yang Allah jadikannya. Meskipun dia juga memiliki anasir-anasir yang lain - udara dan api, anasir tersebut tidak ada kekuasaan atasnya. Jin juga memiliki anasir-anasir sisanya ....
Adam dikaruniai sifat rendah diri berdasarkan sifat tanah yang ada dengannya. Kapan dia menjadi megah, itu hanyalah yang datang kemudian (bukan sifat alami). Dia menerima sifat tersebut karena anasir api yang ada dengannya sebagaimana imajinasi dan keadaannya menerima berbagai suasana karena anasir udara dengannya. Jin bersifat menyombong karena sifat api yang ada dengannya. Jika mereka merendah diri, itu adalah yang datang kemudian (bukan sifat asli), ia bisa datang karena anasir tanah yang ada dengannya. Mereka juga menerima ketetapan dalam menggunakan tipu daya jika mereka setan, dan menerima ketetapan untuk berbuat taat jika mereka bukan setan.
[Kondisi jin bila surat ar-Rahman (surat 55 dalam Quran) dibacakan]
Bila Rasulullah saw membacakan surah ar-Rahman kepada para sahabatnya, beliau bersabda, "Aku membacakannya kepada kelompok jin. Mereka mendengarkannya lebih baik dari kamu. Bila aku katakan, 'Nikmat Tuhan kamu yang manakan kamu menolak?' Mereka melafalkan, 'kami tidak menolak atas nikmat Tuhan kami!' Ia meneguhkan mereka dan tidak bergetar bila dibacakan, 'Nikmat Tuhan kamu yang manakah kamu menolak?' Dalam bacaannya. Ini adalah cetusan sifat jin yang keluar dari aanasir tanah dan air yang memadamkan nyala api. Sebagian dari mereka adalah taat kepada Allah dan sebagiannya durhaka, seperti manusia: tetapi mereka dapat mengambil berbagai bentuk seperti malaikat.
[Bentuk dasarnya adalah rohani]
Allah jadikan mereka tidak terlihat pada pandangan manusia melainkan bila Allah angkatkan tutupan kepada orang-orang tertentu untuk mereka melihatnya. Karena jin tidak nyata dan seni, mereka bisa mengambil apa juga bentuk yang bisa diakses oleh pancaindera menurut kemauan mereka. Bentuk dasarnya adalah spiritual yang merupakan bentuk pertama yang diterima oleh jin pertama tatkala Allah membawanya ke eksistensi. Kemudian ia mengambil berbagi-bagai bentuk menurut apa yang Allah kehendaki. Jika Allah membukakan pandangan kita sehingga kita dapat melihat bentuk-bentuk yang dapat disaksikan indera melalui khayal, maka pada waktu yang memungkinkan kamu akan dapat melihat manusia dalam berbagai bentuk yang tidak serupa antara satu sam alain.
[Pembiakan jin dan manusia]
Kemudian Allah tiupkan roh ke dalam nyala api yang bergolak lantaran kondisinya yang tidak padat itu. Tiupan menambahkana pergolakan tersebut dan udara menguasainya dan ia tidak tinggal dalama kondisi yang sama. Alam jin muncul dalam bentuk demikian. Sebagaimana persetubuhan terjadi dalam kehidupan manusia secara memasukkan air ke dalam konten lalu menghasilkan reproduksi dan kelahiran dalam bangsa Adam yang fana, begitu juga dengan reproduksi terjadi pada jin secara memindahkan udara ke dalam konten perempuan dan reproduksi serta kelahiran terjadi pada jin. Mereka keluar melalui Sagittarius dan keadaannya yang berapi-api. Ini telah diceritakan oleh orang yang telah sampai - semoga Allah melindunginya!
[Tempuh di antara penciptaan jin dan penciptaan manusia]
Tempuh di antara penciptaan Jann (jin pertama) dengan penciptaan Adam adalah 60.000 tahun. Berikut adalah perlu menurut klaim beberapa orang bahwa kelahiran jin berakhir setelah 4.000 tahun dan kelahiran manusia berakhir setelah 7.000 tahun. Namun, itu tidak terjadi berdasarkan yang demikian. Ini akan terjadi menurut kehendak Allah. Jin masih tumbuh dan akan terus tumbuh. Jadi kapan manusia mulai, berapa tahun pembiakannya yang masih tinggal, berapa lama lagikah sebelum berakhirnya dunia ini dan bangsa manusia terhapus dari muka bumi ini dan mereka dipindahkan ke Alam Berikutnya? Ini bukanlah pegangan mereka yang kokoh dalam ilmu. Ia dikatakan oleh sejumlah kecil saja dan tidak akan diulangi.
[Jin adalah ruang di antara malaikat dengan manusia]
Malaikat adalah roh yang ditiupkan ke dalam nur (cahaya). Jin adalah roh yang ditiupkan ke dalam angin. Manusia adalah roh yang ditiupkan ke dalam bentuk. Ada yang mengatakan bahwa yang perempuan tidak berpisah dari jin yang pertama ada, seperti Hawa berpisah dari Adam. Salah seorang dari mereka mengatakan Allah ciptakan anggota pada jin pertama, maka satu bagiannya bersetubuh dengan bagiannya yang lain dan keturunannya dilahirkan seperti keturunan Adam dilahirkan: pria dan perempuan menikah. Jadi sifat jin adalah memiliki kedua jenis kelamin. Oleh karena itu jin merupakan bagian dari ruang di antara: mereka menyerupai manusia dan menyerupai malaikat karena kedua jenis kelamin menyerupai lelaki dan perempuan.
[Makanan dan pernikahan jin]
Anasir udara dan api menguasai kejadian jin. Oleh karena itu makanannya adalah apa yang di bawa oleh udara yaitu lemak di dalam tulang. Allah jadikan persediaan ini dalam mereka. Jadi kita temukan bahwa tulang dan dagingnya tidak berkurang sama sekali dan kita tahu bahwa Allah berikan kepada mereka zat dalam tulang itu. Inilah yang dikatakan oleh Rasulullah saw mengenai tulang, "Tulang adalah makanan saudara kamu dari golongan jin". Dalam satu hadis, "Allah taruhkan zat makanan mereka di dalamnya". Orang yang hal ini dibukakan kepadanya menceritakan kepada kami dia telah melihat jin mendapatkan tulang dan menghidunya seperti hewan menghirup korbannya. Kemudian mereka pergi sesudah mengambil makanannya. Makanannya diambil melalui penghiduan itu. Segala puji bagi Yang Maha Lemah-lembut (al-Latiff) dan Yang Maha Mengerti!
Untuk penyatuan mereka dalam pernikahan, ia dalam bentuk berputar - seperti apa yang terlihat pada asap yang keluar dari tempat bakaran. Asap itu bergaul dan setiap individu jin itu menikmati kemasukan yang berbalas-balasan itu. Semburan maninya seperti biji palem dan dalam bentuk bau yang asli, sama seperti makanannya.
[Puak dan kelompok jin]
Mereka berkelompok-kelompok dan kelompok. Dikatakan mereka tergolong kepada dua belas suku dan kemudian bercabang ke suku-suku yang lebih kecil. Biasa terjadi perang besar di antara mereka, dan sebagian dari angin puting beliung adalah sebenarnya di tengah-tengah pertempuran mereka. Puting beliung itu merupakan pertandingan yang berbalas-balasan di antara dua angin yang berlawanan, masing-masing mencegah yang lain dari melewati. Jadi penahanan itu menyebabkan lingkaran yang dapat disaksikan oleh mata sebagai debu yang nyata yang merupakan dampak pada pertandingan dua angin itu. Pertempuran mereka adalah seperti itu, tetapi bukan pula setiap puting beliung itu pertempuran mereka. Kisah jin 'Amr merupakan kisah yang terkenal. Ia tewas di dalam puting beliung yang terlihat. Ia pecah dari ketika ia hampir mati. Ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mati. Ia adalah jin yang salih. Jika dasar buku ini adalah untuk menceritakan sejarah dan budaya kami tentu ceritakan sebagian, tetapi buku ini adalah mengenai maksud ilmu pengetahuan. Kamu bisa mencari ceritanya di tempat yang lain, dalam buku sejarah dan puisi.
[Cara alam makhluk rohani muncul dalam bentuk]
Bila alam rohani mengambil bentuk dan muncul dalam bentuk yang bisa ditangkap oleh pancaindra, mata mengurung makhluk rohani itu karena makhluk rohani itu tidak dapat melepaskan bentuk yang ia muncul itu karena mata terus melihat kepadanya meskipun yang melihat itu adalah manusia. Bila mata manusia jelas tentang makhluk rohani itu, ia tidak memiliki tempat untuk menghilang, maka makhluk rohani itu menjelmakan bentuk yang ia gunakan untuk menutupi dirinya. Kemudian makhluk rohani itu membuat manusia mengkhayalkan yang bentuk itu telah meninggalkannya pada satu arah, lalu mengikuti arah tersebut. Bila mata mengikutinya, makhluk rohani itu meninggalkan kurungan mata tadi dan menghilang. Bila ia menghilang, bentuk itu hilang dari pandangan orang yang sedang memandang kepadanya dan mengikutinya dengan pandangannya. Dalam hubungan dengan makhluk rohani itu, bentuk itu adalah umpama cahaya yang di dalam bekas lampu yang cahayanya dihamburkan di penjuru-penjuru. Bila badan lampu itu tidak cahaya pun hilang. Beginilah kondisi bentuk itu. Jika seseorang mengetahui hal ini, dan mau mengurung makhluk rohani itu, dia tidak harus mengikuti makhluk rohani itu dengan matanya. Ini adalah salah satu rahasia Ilahi yang hanya diketahui oleh mereka yang mendapat petunjuk Allah. Bentuk itu tidak lain dari makhluk rohani itu. Sebenarnya ia adalah sama, sekalipun ia berada pada seribu tempat, atau pada setiap kotak, dengan bentuk yang berlainan.
Andaikata salah satu bentuk itu dibunuh dan terlihat mati, makhluk rohani itu meninggalkan kehidupan dunia ini dan pergi ke ruang antara sebagaimana kita pergi ketika kita meninggal. Tidak ada informasi tentang tinggal di dalam dunia ini, seperti kondisi kita juga. Bentuk yang bisa ditangkap oleh indera yang diambil oleh makhluk rohani itu dinamakan 'tubuh'. Allah berfirman, "Kami adakan hanya jasad di atas singgasananya" (38:34) dan "Kami tidak berikan kepada mereka tubuh yang tidak memakan makanan" (21:8). Perbedaan di antara jin dengan malaikat, meskipun secara kerohaniannya mereka serupa, adalah makanan jin mengandung makanan yang tersedia dalam tubuh asli. Malaikat tidak demikian. Itulah sebabnya Allah ceritakan tentang tamu Ibrahim, "Kapan dia melihat tangan mereka tidak mengambilnya, dia mencurigai mereka" (11:70), yaitu malaikat tidak menjamah daging panggang dan mereka tidak memakannya yang membuat Ibrahim curiga.
[Pembentukan alam jin]
Bila sampai masa dijadikan alam jin, Dia memerintahkan tiga dari malaikat yang kepercayaan dalam bola pertama yang membawa pembantu-pembantu mereka yang diperlukan untuk tugas ini dari langit kedua. Mereka turun ke langit-langit dan mengambil dua pembantu dari langit ke dua dan ke enam. Mereka turun ke anasir dan menyediakan tempat tersebut. Tiga lagi penjaga mengikuti mereka, dan mereka membawa apa juga pembantu yang diperlukan dari langit kedua, kemudian turun ke langit ke tiga, dan dari sana ke yang ke lima. Mereka mengambil dua malaikat. Mereka melalui langit ke enam dan dan mengambil dua pembantu dari malaikat. Kemudian mereka turun ke anasir untuk melengkapi pembentukan itu. Enam yang lebihnya turun dan mengambil pembantu yang selebihnya di dalam langit ke dua dan langit-langit. Semuanya dikumpulkan untuk urutan kejadian ini dengan izin mengetahui, Maha Bijaksana.
Bila kejadian alam jin selesai, Allah perintahkan roh dari Alam Pemerintahan dan tiupkan ke bentuk yang telah tersedia itu dan kehidupan pun mengalir ke dalamnya. Ia pun berdiri mengucapkan puji-pujian kepada Penciptanya: ini merupakan ketentuan alami yang Dia aturkan. Terkandung di dalamnya adalah kekuatan dan kebesaran yang penyebabnya tidak dikenal dan tidak ditemukan karena pada waktu itu tidak ada makhluk lain yang ada dalam alam ini selain ia. Ia menyembah Tuhannya, mengakui kekuasaan-Nya, merendah diri kepada Tuhannya yang telah membuatnya sebagai makhluk sampai Adam diciptakan. Bila jin ini melihat lembaga Adam, salah seorang dari mereka yang bernama al-Harith, dikuasai oleh kebencian kepada lembaga tersebut dan kemarahannya menyala-nyala tatkala menyaksikan lembaga Adam itu. Puaknya yang lain melihat kondisinya dan mengkeritiknya lantaran mereka melihat ia bersedih dan berduka cita pada kejadian Adam itu. Bila kejadian Adam telah siap, al-Harith menunjukkan apa yang tersirat dalam dirinya dengan mengingkari perintah Penciptanya agar sujud kepada Adam dan ia menjadi angkuh terhadap Adam membanggakan asal usulnya (dari api yang ia rasakan lebih mulia dari tanah). Ia gagal melihat rahasia kekuatan air yang darinya Allah jadikan setiap makhluk yang hidup ini, dan sebagiannya datangnya kehidupan jin sekalipun ia tidak menyadarinya.
[Penciptaan Adam dan kejadian manusia]
Jika kamu terdiri dari mereka yang tidak disingkapkan, pikirkanlah tentang firman Allah, "Dan singgasana-Nya di atas air" (11:7). Jadi, singgasana dan makhluk di sekitarnya memperoleh kehidupan melalui air. "Tidak ada yang tidak meninggikan puji-pujian terhadap-Nya" (17:44). Dia menggunakan yang negatif. Hanya yang hidup mengagungkan. Dala satu hadis yang baik bersabda, "Malaikat berkata, 'Wahai Tuhan (dalam hadis yang panjang)! Apakah Engkau ciptakan sesuatu yang lebih kuat dari api?' Dia menjawab, 'Iya, air.'" Jadi, Dia jadikan air lebih kuat dari api. Jika anasir udara dalam struktur jin tidak dinyalakan oleh api, maka jin tentunya menjadi lebih kuat dari keturunan Adam, karena udara lebih kuat dari air. Dalam hadis ini malaikat bertanya, "Wahai Tuhan, apakah Engkau ciptakan sesuatu yang lebih kuat dari api?" Dia menjawab, "Ya, keturunan Adam." Allah jadikan organisme manusia lebih kuat dari udara. Air lebih kuat dari api, dan ia merupakan anasir utama dalam manusia sebagaimana api menjadi anasir utama dalam jin. Inilah sebabnya Allah katakan tentang setan, "Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah" (4:76). Ia tidak menganggap berkekuatan terhadapnya sama sekali. Ia tidak menolak ke Gobernor Mesir tatkala ia bertkata, "Sesungguhnya tipu daya kamu kuat" (12:27) ...
Sebab bagi yang demikian adalah organisme manusia memiliki kesesuaian untuk melahirkan sikap berhati-hati, keteguhan hati, bertafakur dan berpikir karena pengaruh anasir tanah dan air dalam sifat manusia. Jadi manusia memiliki akal yang lebih karena tanah memegangnya dan menahannya sementara air menjadikannya lemah-lembut dan mudah. Jin tidak demikian. Akal jin tidak memiliki yang demikian yang bisa membuatnya berpegang kepada sesuatu sebagaimana manusia dapat lakukan. Sebab itu kita katakan, "Si anu 'ringan' akalnya dan 'redup' pikirannya" bila dia bertingkah bodoh dan dungu! Ini merupakan sifat jin, dan dengan jin sesat dari jalan petunjuk karena sifat aslinya yang dungu dan kurang kecerdasannya dalam berpikir. Jadi ia berkata, "Aku lebih mulia darinya" (7:12) dan menggabungkan kebodohan dan akhlak yang buruk karena sifat dungunya.
[Setan pertama dari golongan jin]
Setiap jin yang durhaka adalah setan, yaitu yang tercampak jauh dari rahmat Allah. Al-Harith adalah jin pertama yang disebut setan. Allah menghalaunya dalam kondisi putus asa, yaitu menghalaunya keluar dari rahmat-Nya dan melarang rahmat ke atasnya. Darinya cabang-cabang setan muncul. Setiap jin yang beriman, seperti Hama ibn Alham bin Laqis ibn Iblis, bergabung dengan jin yang beriman. Mana-mana yang tinggal dalam keingkaran adalah setan. Ia hanya merupakan sedikit perselisihan pendapat di kalangan ulama Syariat. Ada yang mengatakan setan tidak pernah tunduk, berdasarkan dari apa yang Rasulullah katakan tentang setan yang menjadi sahabatnya, "Allah berikan daku kekuatan ke atasnya maka dia tunduk (aslama)." Mereka yang menafsirkan beliau sebagai berkata "aslamu" mengambil pemahaman "Daku selamat darinya "dan ia tidak memiliki jalan ke atasku. Jadi, terjemahannya berbeda. Jika ia diterjemahkan sebagai "aslama" maka ia tunduk. Berarti ia tunduk meskipun ia menjadi musuh maka ia tidak menyuruhku melainkan kepada kebaikan, dipaksakan melakukannya oleh Allah dan sebagai perlindungan kepada Rasulullah saw Yang bertentangan mengatakan bahwa "aslama" berarti bahwa ia percaya kepada Allah seperti yang tidak percaya berubah menjadi Muslim dan beriman. Ini adalah lebih tepat dan diterima.
[Iblis adalah jin celaka yang pertama]
Kebanyakan orang berpendapat al-Harith adalah jin yang pertama, dan ia merupakan jin yang sama kedudukannya dengan jin-jin yang lain seperti umat manusia dengan Adam. Kami tidak berpendapat demikian. Al-Harith adalah salah satu dari jin, tetapi yang menyamai seperti posisi Adam untuk umat manusia adalah jin yang lain. Inilah sebabnya Allah berfirman, "Iblis adalah salah satu jin" (18:50), yaitu ia adalah dalam kategori penciptaan ini. Sama juga Qabil adalah salah seorang manusia, tetapi Allah catitkannya di kalangan yang celaka. Dia adalah yang pertama dari kalangan manusia yang celaka, dan iblis adalah yang pertama yang celaka di kalangan jin. Kebanyakan siksaan bagi setan bangsa jin di dalam neraka adalah dengan kesejukan yang amat sangat, bukan dengan kepanasan, meskipun mereka mungkin disiksa dengan api. Kebanyakan siksaan untuk keturunan Adam adalah dengan api.
Satu hari aku bertemu dengan seorang wali yang meracau. Dia menangis dan berkata kepada orang banyak, "Jangan berhenti dengan kata-Nya, 'Aku akan menjejali Jahannam dengan kamu'" (38:85) dan memaksudkannya dengan iblis saja. Perhatikan bagaiamana Dia menyampaikan kepada kamu secara tidak langsung bila Dia berfirman, '... jahannam dengan kamu.' Iblis dijadikan dari api maka dia kembali ke asal usulnya - semoga Allah melaknatinya! Jika iblis disiksa dengannya, siksaan untuk panci belangan dengan api adalah lebih lagi, maka ambillah perhatian!
Kapan Jahannam disebutkan, wali ini hanya memikirkan api secara khusus, dan lupa akan kenyataan bahwa Jahannam adalah nama untuk keduanya yaitu panas yang bersangatan dan dingin yang bersangatan. Ia disebut jahannam karena rupanya yang masam (jahama. Jahuma berarti 'memiliki rupa yang jelek') karena rupanya yang menimbulkan rasa kebencian. Jaham adalah kata untuk awan yang sudah mencurahkan air yang dikandungnya. Hujan yang lebat merupakan rahmat Allah. Bila Allah sudah mengeluarkan hujan dari awan, maka nama jaham digunakan baginya karena rahmat yaitu hujan yang lebat sudah tidak lagi. Begitu juga, Allah telah menghilangkan rahmat dari Jahannam yang dibenci menurut pandangan dan laporan. Ia disebut Jahannam karena ia terlalu dalam. Ada yang mengatakan, "sedalam Jahannam" bila mengatakan sesuatu yang sangat dalam. Kita bermohon kepada Allah Yang Maha Besar agar dikaruniai kepada kita dan sekalian orang yang beriman keamanan dari-Nya!..
[Keberadaan makhluk rohani yang diciptakan dari api yang tidak asap (jin)]
Dia campurkan api dan tumbuh-tumbuhan, maka bentuk jin dijadikan sebagai ruang di antara dua kondisi.
Ia adalah di antara roh yang berjasad dengan tempat yang dalam dan roh yang tidak "di mana".
Yang menerima jasad mencari makanan untuk pembesaran tanpa kepalsuan,
Dan yang menerima malaikat-malaikat, menerima hati untuk mengambil bentuk dalam keasliannya.
Karena alasan ini, ia mentaati pada satu saat dan menentang pada saat lain Dia akan balas mereka yang tidak taat dengan dua api.
[Penciptaan Jin, malaikat dan manusia]
Allah berfirman, "Dia ciptakan jin dari pucuk api yang tidak asap" (55:14). Hadis menceritakan, "Allah ciptakan malaikat dari nur, dan Allah ciptakan jin dari api, dan Dia ciptakan manusia dari apa yang telah dikabarkan kepada kamu". Apa yang Rasulullah katakan tentang penciptaan manusia "seperti yang telah diceritakan kepada kamu", beliau memberi ketegasan dan tidak menjelaskannya seperti yang beliau lakukan pada menceritakan ciptaan malaikat dan jin. Rasulullah saw "diberikan segala perkataan". Berikut beberapa contohnya. Dasar penciptaan malaikat dan jin tidak berubah. Dasar ciptaan manusia berubah karena ada empat kategori kejadian manusia. Kejadian Adam tidak menyerupai kejadian Hawa. Kejadian Hawa tidak meneyrupai kejadian keturunan Adam yang lain. Kejadian Isa tidak menyerupai yang lain. Di sini Rasulullah s.a.w memberi penjelasan. Beliau menyampaikan kepada kita rincian kejadian manusia. Adam diciptakan dari tanah liat, Hawa dari tulang rusuk, Isa dari tiupan Roh, keturunan Adam dari "Air yang hanyir" (77:20).
[Konsep relevansi langit dan bumi]
Bila Allah dirikan empat anasir dasar dan asap naik ke bagian bawah Sfera Bintang-bintang Yang Tetap, tujuh langit dibentangkan di dalam asap itu, setiap berpisah dari yang lain. Dia "Bukakan pada setiap langit ketentuannya" setelah "Dia adakan dalamnya rezekinya" dan semua ini "Dalam empat hari". Kemduian Dia berfirman, "Kepada langit dan bumi: Datanglah dengan rela atau terpaksa". (41:9-11).
Kemudian Allah adakan hubungan di antara langit dan bumi dan arah yang dengannya Dia berkehendak mengadakan benda-benda di bumi dalam bentuk tambang, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dia jadikan bumi seperti istri dan langit seperti suami. Langit menyalurkan perintah Allah kepada bumi sebagaimana suami memindahkan air mani ke istrinya. Dengan demikian bumi membawa keluar jenis-jenis pembentukan yang Allah sembunyikan di dalamnya.
[Empat anasir dan pembentukan manusia dan jin]
Bila udara dinyalakan dan dipanaskan, ia membakar seperti pelita. Pembakaran api itu adalah nyala udara dan itu tidak berasap (marj, campur aduk) karena bercampur dengan udara dan adalah udara yang terbakar. Marj adalah campuran dan dari ini yang tidak berasap itu adalah marj karena tanaman bercampur di dalamnya.
Jin adalah campuran dua anasir yaitu api dan udara, sebagaimana manusia merupakan campuran dua anasir yaitu air dan tanah diuli bersama yang menjadikannya tanah liat. Begitu juga campuran udara dan api dinamakan 'api yang tidak berasap'. Allah ciptakan bentuk jin dalam api yang tidak berasap itu. Karena anasir udara ada dengan jin, maka jin bisa mengambil berbagai bentuk yang mereka inginkan. Karena ada anasir api dengannya maka ia menjadi tidak nyata dan seni, dan mereka mencari kekuasaan, kemegahan dan kekuatan karena api merupakan bagian yang paling tinggi dalam anasir-anasir itu dan ia memiliki pengaruh yang kuat untuk mengubah sesuatu sebagaimana hukum alam kehendaki. Inilah sebabnya jin iblis menyombong dan enggan sujud kepada Adam bila Allah memerintahkannya melakukannya lantaran pandangannya yang tinggi terhadap dirinya. Dia berkata, "Aku lebih baik darinya" (7:12), berarti menurut dasar bahwa Allah lebih menyukai api dari anasir-anasir yang lain.
Jin tidak tahu bahwa anasir air yang darinya Adam diciptakan lebih kuat dari api karena air bisa memadamkan api dan tanah adalah lebih kuat dari api melalui kesejukan dan kekeringan. Adam memiliki kekuatan dan kemantapan melalui penguasaan dua anasir tersebut yang Allah jadikannya. Meskipun dia juga memiliki anasir-anasir yang lain - udara dan api, anasir tersebut tidak ada kekuasaan atasnya. Jin juga memiliki anasir-anasir sisanya ....
Adam dikaruniai sifat rendah diri berdasarkan sifat tanah yang ada dengannya. Kapan dia menjadi megah, itu hanyalah yang datang kemudian (bukan sifat alami). Dia menerima sifat tersebut karena anasir api yang ada dengannya sebagaimana imajinasi dan keadaannya menerima berbagai suasana karena anasir udara dengannya. Jin bersifat menyombong karena sifat api yang ada dengannya. Jika mereka merendah diri, itu adalah yang datang kemudian (bukan sifat asli), ia bisa datang karena anasir tanah yang ada dengannya. Mereka juga menerima ketetapan dalam menggunakan tipu daya jika mereka setan, dan menerima ketetapan untuk berbuat taat jika mereka bukan setan.
[Kondisi jin bila surat ar-Rahman (surat 55 dalam Quran) dibacakan]
Bila Rasulullah saw membacakan surah ar-Rahman kepada para sahabatnya, beliau bersabda, "Aku membacakannya kepada kelompok jin. Mereka mendengarkannya lebih baik dari kamu. Bila aku katakan, 'Nikmat Tuhan kamu yang manakan kamu menolak?' Mereka melafalkan, 'kami tidak menolak atas nikmat Tuhan kami!' Ia meneguhkan mereka dan tidak bergetar bila dibacakan, 'Nikmat Tuhan kamu yang manakah kamu menolak?' Dalam bacaannya. Ini adalah cetusan sifat jin yang keluar dari aanasir tanah dan air yang memadamkan nyala api. Sebagian dari mereka adalah taat kepada Allah dan sebagiannya durhaka, seperti manusia: tetapi mereka dapat mengambil berbagai bentuk seperti malaikat.
[Bentuk dasarnya adalah rohani]
Allah jadikan mereka tidak terlihat pada pandangan manusia melainkan bila Allah angkatkan tutupan kepada orang-orang tertentu untuk mereka melihatnya. Karena jin tidak nyata dan seni, mereka bisa mengambil apa juga bentuk yang bisa diakses oleh pancaindera menurut kemauan mereka. Bentuk dasarnya adalah spiritual yang merupakan bentuk pertama yang diterima oleh jin pertama tatkala Allah membawanya ke eksistensi. Kemudian ia mengambil berbagi-bagai bentuk menurut apa yang Allah kehendaki. Jika Allah membukakan pandangan kita sehingga kita dapat melihat bentuk-bentuk yang dapat disaksikan indera melalui khayal, maka pada waktu yang memungkinkan kamu akan dapat melihat manusia dalam berbagai bentuk yang tidak serupa antara satu sam alain.
[Pembiakan jin dan manusia]
Kemudian Allah tiupkan roh ke dalam nyala api yang bergolak lantaran kondisinya yang tidak padat itu. Tiupan menambahkana pergolakan tersebut dan udara menguasainya dan ia tidak tinggal dalama kondisi yang sama. Alam jin muncul dalam bentuk demikian. Sebagaimana persetubuhan terjadi dalam kehidupan manusia secara memasukkan air ke dalam konten lalu menghasilkan reproduksi dan kelahiran dalam bangsa Adam yang fana, begitu juga dengan reproduksi terjadi pada jin secara memindahkan udara ke dalam konten perempuan dan reproduksi serta kelahiran terjadi pada jin. Mereka keluar melalui Sagittarius dan keadaannya yang berapi-api. Ini telah diceritakan oleh orang yang telah sampai - semoga Allah melindunginya!
[Tempuh di antara penciptaan jin dan penciptaan manusia]
Tempuh di antara penciptaan Jann (jin pertama) dengan penciptaan Adam adalah 60.000 tahun. Berikut adalah perlu menurut klaim beberapa orang bahwa kelahiran jin berakhir setelah 4.000 tahun dan kelahiran manusia berakhir setelah 7.000 tahun. Namun, itu tidak terjadi berdasarkan yang demikian. Ini akan terjadi menurut kehendak Allah. Jin masih tumbuh dan akan terus tumbuh. Jadi kapan manusia mulai, berapa tahun pembiakannya yang masih tinggal, berapa lama lagikah sebelum berakhirnya dunia ini dan bangsa manusia terhapus dari muka bumi ini dan mereka dipindahkan ke Alam Berikutnya? Ini bukanlah pegangan mereka yang kokoh dalam ilmu. Ia dikatakan oleh sejumlah kecil saja dan tidak akan diulangi.
[Jin adalah ruang di antara malaikat dengan manusia]
Malaikat adalah roh yang ditiupkan ke dalam nur (cahaya). Jin adalah roh yang ditiupkan ke dalam angin. Manusia adalah roh yang ditiupkan ke dalam bentuk. Ada yang mengatakan bahwa yang perempuan tidak berpisah dari jin yang pertama ada, seperti Hawa berpisah dari Adam. Salah seorang dari mereka mengatakan Allah ciptakan anggota pada jin pertama, maka satu bagiannya bersetubuh dengan bagiannya yang lain dan keturunannya dilahirkan seperti keturunan Adam dilahirkan: pria dan perempuan menikah. Jadi sifat jin adalah memiliki kedua jenis kelamin. Oleh karena itu jin merupakan bagian dari ruang di antara: mereka menyerupai manusia dan menyerupai malaikat karena kedua jenis kelamin menyerupai lelaki dan perempuan.
[Makanan dan pernikahan jin]
Anasir udara dan api menguasai kejadian jin. Oleh karena itu makanannya adalah apa yang di bawa oleh udara yaitu lemak di dalam tulang. Allah jadikan persediaan ini dalam mereka. Jadi kita temukan bahwa tulang dan dagingnya tidak berkurang sama sekali dan kita tahu bahwa Allah berikan kepada mereka zat dalam tulang itu. Inilah yang dikatakan oleh Rasulullah saw mengenai tulang, "Tulang adalah makanan saudara kamu dari golongan jin". Dalam satu hadis, "Allah taruhkan zat makanan mereka di dalamnya". Orang yang hal ini dibukakan kepadanya menceritakan kepada kami dia telah melihat jin mendapatkan tulang dan menghidunya seperti hewan menghirup korbannya. Kemudian mereka pergi sesudah mengambil makanannya. Makanannya diambil melalui penghiduan itu. Segala puji bagi Yang Maha Lemah-lembut (al-Latiff) dan Yang Maha Mengerti!
Untuk penyatuan mereka dalam pernikahan, ia dalam bentuk berputar - seperti apa yang terlihat pada asap yang keluar dari tempat bakaran. Asap itu bergaul dan setiap individu jin itu menikmati kemasukan yang berbalas-balasan itu. Semburan maninya seperti biji palem dan dalam bentuk bau yang asli, sama seperti makanannya.
[Puak dan kelompok jin]
Mereka berkelompok-kelompok dan kelompok. Dikatakan mereka tergolong kepada dua belas suku dan kemudian bercabang ke suku-suku yang lebih kecil. Biasa terjadi perang besar di antara mereka, dan sebagian dari angin puting beliung adalah sebenarnya di tengah-tengah pertempuran mereka. Puting beliung itu merupakan pertandingan yang berbalas-balasan di antara dua angin yang berlawanan, masing-masing mencegah yang lain dari melewati. Jadi penahanan itu menyebabkan lingkaran yang dapat disaksikan oleh mata sebagai debu yang nyata yang merupakan dampak pada pertandingan dua angin itu. Pertempuran mereka adalah seperti itu, tetapi bukan pula setiap puting beliung itu pertempuran mereka. Kisah jin 'Amr merupakan kisah yang terkenal. Ia tewas di dalam puting beliung yang terlihat. Ia pecah dari ketika ia hampir mati. Ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mati. Ia adalah jin yang salih. Jika dasar buku ini adalah untuk menceritakan sejarah dan budaya kami tentu ceritakan sebagian, tetapi buku ini adalah mengenai maksud ilmu pengetahuan. Kamu bisa mencari ceritanya di tempat yang lain, dalam buku sejarah dan puisi.
[Cara alam makhluk rohani muncul dalam bentuk]
Bila alam rohani mengambil bentuk dan muncul dalam bentuk yang bisa ditangkap oleh pancaindra, mata mengurung makhluk rohani itu karena makhluk rohani itu tidak dapat melepaskan bentuk yang ia muncul itu karena mata terus melihat kepadanya meskipun yang melihat itu adalah manusia. Bila mata manusia jelas tentang makhluk rohani itu, ia tidak memiliki tempat untuk menghilang, maka makhluk rohani itu menjelmakan bentuk yang ia gunakan untuk menutupi dirinya. Kemudian makhluk rohani itu membuat manusia mengkhayalkan yang bentuk itu telah meninggalkannya pada satu arah, lalu mengikuti arah tersebut. Bila mata mengikutinya, makhluk rohani itu meninggalkan kurungan mata tadi dan menghilang. Bila ia menghilang, bentuk itu hilang dari pandangan orang yang sedang memandang kepadanya dan mengikutinya dengan pandangannya. Dalam hubungan dengan makhluk rohani itu, bentuk itu adalah umpama cahaya yang di dalam bekas lampu yang cahayanya dihamburkan di penjuru-penjuru. Bila badan lampu itu tidak cahaya pun hilang. Beginilah kondisi bentuk itu. Jika seseorang mengetahui hal ini, dan mau mengurung makhluk rohani itu, dia tidak harus mengikuti makhluk rohani itu dengan matanya. Ini adalah salah satu rahasia Ilahi yang hanya diketahui oleh mereka yang mendapat petunjuk Allah. Bentuk itu tidak lain dari makhluk rohani itu. Sebenarnya ia adalah sama, sekalipun ia berada pada seribu tempat, atau pada setiap kotak, dengan bentuk yang berlainan.
Andaikata salah satu bentuk itu dibunuh dan terlihat mati, makhluk rohani itu meninggalkan kehidupan dunia ini dan pergi ke ruang antara sebagaimana kita pergi ketika kita meninggal. Tidak ada informasi tentang tinggal di dalam dunia ini, seperti kondisi kita juga. Bentuk yang bisa ditangkap oleh indera yang diambil oleh makhluk rohani itu dinamakan 'tubuh'. Allah berfirman, "Kami adakan hanya jasad di atas singgasananya" (38:34) dan "Kami tidak berikan kepada mereka tubuh yang tidak memakan makanan" (21:8). Perbedaan di antara jin dengan malaikat, meskipun secara kerohaniannya mereka serupa, adalah makanan jin mengandung makanan yang tersedia dalam tubuh asli. Malaikat tidak demikian. Itulah sebabnya Allah ceritakan tentang tamu Ibrahim, "Kapan dia melihat tangan mereka tidak mengambilnya, dia mencurigai mereka" (11:70), yaitu malaikat tidak menjamah daging panggang dan mereka tidak memakannya yang membuat Ibrahim curiga.
[Pembentukan alam jin]
Bila sampai masa dijadikan alam jin, Dia memerintahkan tiga dari malaikat yang kepercayaan dalam bola pertama yang membawa pembantu-pembantu mereka yang diperlukan untuk tugas ini dari langit kedua. Mereka turun ke langit-langit dan mengambil dua pembantu dari langit ke dua dan ke enam. Mereka turun ke anasir dan menyediakan tempat tersebut. Tiga lagi penjaga mengikuti mereka, dan mereka membawa apa juga pembantu yang diperlukan dari langit kedua, kemudian turun ke langit ke tiga, dan dari sana ke yang ke lima. Mereka mengambil dua malaikat. Mereka melalui langit ke enam dan dan mengambil dua pembantu dari malaikat. Kemudian mereka turun ke anasir untuk melengkapi pembentukan itu. Enam yang lebihnya turun dan mengambil pembantu yang selebihnya di dalam langit ke dua dan langit-langit. Semuanya dikumpulkan untuk urutan kejadian ini dengan izin mengetahui, Maha Bijaksana.
Bila kejadian alam jin selesai, Allah perintahkan roh dari Alam Pemerintahan dan tiupkan ke bentuk yang telah tersedia itu dan kehidupan pun mengalir ke dalamnya. Ia pun berdiri mengucapkan puji-pujian kepada Penciptanya: ini merupakan ketentuan alami yang Dia aturkan. Terkandung di dalamnya adalah kekuatan dan kebesaran yang penyebabnya tidak dikenal dan tidak ditemukan karena pada waktu itu tidak ada makhluk lain yang ada dalam alam ini selain ia. Ia menyembah Tuhannya, mengakui kekuasaan-Nya, merendah diri kepada Tuhannya yang telah membuatnya sebagai makhluk sampai Adam diciptakan. Bila jin ini melihat lembaga Adam, salah seorang dari mereka yang bernama al-Harith, dikuasai oleh kebencian kepada lembaga tersebut dan kemarahannya menyala-nyala tatkala menyaksikan lembaga Adam itu. Puaknya yang lain melihat kondisinya dan mengkeritiknya lantaran mereka melihat ia bersedih dan berduka cita pada kejadian Adam itu. Bila kejadian Adam telah siap, al-Harith menunjukkan apa yang tersirat dalam dirinya dengan mengingkari perintah Penciptanya agar sujud kepada Adam dan ia menjadi angkuh terhadap Adam membanggakan asal usulnya (dari api yang ia rasakan lebih mulia dari tanah). Ia gagal melihat rahasia kekuatan air yang darinya Allah jadikan setiap makhluk yang hidup ini, dan sebagiannya datangnya kehidupan jin sekalipun ia tidak menyadarinya.
[Penciptaan Adam dan kejadian manusia]
Jika kamu terdiri dari mereka yang tidak disingkapkan, pikirkanlah tentang firman Allah, "Dan singgasana-Nya di atas air" (11:7). Jadi, singgasana dan makhluk di sekitarnya memperoleh kehidupan melalui air. "Tidak ada yang tidak meninggikan puji-pujian terhadap-Nya" (17:44). Dia menggunakan yang negatif. Hanya yang hidup mengagungkan. Dala satu hadis yang baik bersabda, "Malaikat berkata, 'Wahai Tuhan (dalam hadis yang panjang)! Apakah Engkau ciptakan sesuatu yang lebih kuat dari api?' Dia menjawab, 'Iya, air.'" Jadi, Dia jadikan air lebih kuat dari api. Jika anasir udara dalam struktur jin tidak dinyalakan oleh api, maka jin tentunya menjadi lebih kuat dari keturunan Adam, karena udara lebih kuat dari air. Dalam hadis ini malaikat bertanya, "Wahai Tuhan, apakah Engkau ciptakan sesuatu yang lebih kuat dari api?" Dia menjawab, "Ya, keturunan Adam." Allah jadikan organisme manusia lebih kuat dari udara. Air lebih kuat dari api, dan ia merupakan anasir utama dalam manusia sebagaimana api menjadi anasir utama dalam jin. Inilah sebabnya Allah katakan tentang setan, "Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah" (4:76). Ia tidak menganggap berkekuatan terhadapnya sama sekali. Ia tidak menolak ke Gobernor Mesir tatkala ia bertkata, "Sesungguhnya tipu daya kamu kuat" (12:27) ...
Sebab bagi yang demikian adalah organisme manusia memiliki kesesuaian untuk melahirkan sikap berhati-hati, keteguhan hati, bertafakur dan berpikir karena pengaruh anasir tanah dan air dalam sifat manusia. Jadi manusia memiliki akal yang lebih karena tanah memegangnya dan menahannya sementara air menjadikannya lemah-lembut dan mudah. Jin tidak demikian. Akal jin tidak memiliki yang demikian yang bisa membuatnya berpegang kepada sesuatu sebagaimana manusia dapat lakukan. Sebab itu kita katakan, "Si anu 'ringan' akalnya dan 'redup' pikirannya" bila dia bertingkah bodoh dan dungu! Ini merupakan sifat jin, dan dengan jin sesat dari jalan petunjuk karena sifat aslinya yang dungu dan kurang kecerdasannya dalam berpikir. Jadi ia berkata, "Aku lebih mulia darinya" (7:12) dan menggabungkan kebodohan dan akhlak yang buruk karena sifat dungunya.
[Setan pertama dari golongan jin]
Setiap jin yang durhaka adalah setan, yaitu yang tercampak jauh dari rahmat Allah. Al-Harith adalah jin pertama yang disebut setan. Allah menghalaunya dalam kondisi putus asa, yaitu menghalaunya keluar dari rahmat-Nya dan melarang rahmat ke atasnya. Darinya cabang-cabang setan muncul. Setiap jin yang beriman, seperti Hama ibn Alham bin Laqis ibn Iblis, bergabung dengan jin yang beriman. Mana-mana yang tinggal dalam keingkaran adalah setan. Ia hanya merupakan sedikit perselisihan pendapat di kalangan ulama Syariat. Ada yang mengatakan setan tidak pernah tunduk, berdasarkan dari apa yang Rasulullah katakan tentang setan yang menjadi sahabatnya, "Allah berikan daku kekuatan ke atasnya maka dia tunduk (aslama)." Mereka yang menafsirkan beliau sebagai berkata "aslamu" mengambil pemahaman "Daku selamat darinya "dan ia tidak memiliki jalan ke atasku. Jadi, terjemahannya berbeda. Jika ia diterjemahkan sebagai "aslama" maka ia tunduk. Berarti ia tunduk meskipun ia menjadi musuh maka ia tidak menyuruhku melainkan kepada kebaikan, dipaksakan melakukannya oleh Allah dan sebagai perlindungan kepada Rasulullah saw Yang bertentangan mengatakan bahwa "aslama" berarti bahwa ia percaya kepada Allah seperti yang tidak percaya berubah menjadi Muslim dan beriman. Ini adalah lebih tepat dan diterima.
[Iblis adalah jin celaka yang pertama]
Kebanyakan orang berpendapat al-Harith adalah jin yang pertama, dan ia merupakan jin yang sama kedudukannya dengan jin-jin yang lain seperti umat manusia dengan Adam. Kami tidak berpendapat demikian. Al-Harith adalah salah satu dari jin, tetapi yang menyamai seperti posisi Adam untuk umat manusia adalah jin yang lain. Inilah sebabnya Allah berfirman, "Iblis adalah salah satu jin" (18:50), yaitu ia adalah dalam kategori penciptaan ini. Sama juga Qabil adalah salah seorang manusia, tetapi Allah catitkannya di kalangan yang celaka. Dia adalah yang pertama dari kalangan manusia yang celaka, dan iblis adalah yang pertama yang celaka di kalangan jin. Kebanyakan siksaan bagi setan bangsa jin di dalam neraka adalah dengan kesejukan yang amat sangat, bukan dengan kepanasan, meskipun mereka mungkin disiksa dengan api. Kebanyakan siksaan untuk keturunan Adam adalah dengan api.
Satu hari aku bertemu dengan seorang wali yang meracau. Dia menangis dan berkata kepada orang banyak, "Jangan berhenti dengan kata-Nya, 'Aku akan menjejali Jahannam dengan kamu'" (38:85) dan memaksudkannya dengan iblis saja. Perhatikan bagaiamana Dia menyampaikan kepada kamu secara tidak langsung bila Dia berfirman, '... jahannam dengan kamu.' Iblis dijadikan dari api maka dia kembali ke asal usulnya - semoga Allah melaknatinya! Jika iblis disiksa dengannya, siksaan untuk panci belangan dengan api adalah lebih lagi, maka ambillah perhatian!
Kapan Jahannam disebutkan, wali ini hanya memikirkan api secara khusus, dan lupa akan kenyataan bahwa Jahannam adalah nama untuk keduanya yaitu panas yang bersangatan dan dingin yang bersangatan. Ia disebut jahannam karena rupanya yang masam (jahama. Jahuma berarti 'memiliki rupa yang jelek') karena rupanya yang menimbulkan rasa kebencian. Jaham adalah kata untuk awan yang sudah mencurahkan air yang dikandungnya. Hujan yang lebat merupakan rahmat Allah. Bila Allah sudah mengeluarkan hujan dari awan, maka nama jaham digunakan baginya karena rahmat yaitu hujan yang lebat sudah tidak lagi. Begitu juga, Allah telah menghilangkan rahmat dari Jahannam yang dibenci menurut pandangan dan laporan. Ia disebut Jahannam karena ia terlalu dalam. Ada yang mengatakan, "sedalam Jahannam" bila mengatakan sesuatu yang sangat dalam. Kita bermohon kepada Allah Yang Maha Besar agar dikaruniai kepada kita dan sekalian orang yang beriman keamanan dari-Nya!..
No comments:
Post a Comment