أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Memang tidak ada ayat Al-Quran yang menyebutkan ihwal Dajjal. Munculnya Dajjal menjelang Kiamat disebutkan dalam beberapa hadits shahih. Di antaranya hadits yang menyebutkan, "Tiga perkara yang apabila telah muncul tidaklah bermanfaat iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam imannya, yaitu terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang yang keluar dari perut bumi." (Shahih Muslim).
Hadits shahih lainnya, "Akan muncul Dajjal di tengah-tengah umatku.... Lalu Allah SWT mengutus Isa ibnu Maryam, seolah-olah dia itu Urwah bin Mas'ud, lalu mencari Dajjal, lantas membunuhnya." (Shahih Muslim).
Di sini Dajjal muncul di akhir zaman, sebab, diyakini umat Islam berdasarkan hadits-hadits shahih, Nabi Isa akan turun ke dunia untuk menyelamatkan umatnya supaya mengikuti agama nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ketika turun, Nabi Isa juga mendapatkan tugas untuk membunuh Dajjal.
Cerita Tamin Ad-Dari
Dalam hadits dari Shahih Muslim tentang Dajjal, sumbernya berasal dari Fathimah binti Qays, istri Usamah bin Zaid, disebutkan, ketika itu dia sedang mengikuti jama'ah shalat di masjid bersama Nabi SAW. "Nabi berkata, `Tahukah kalian mengapa aku kumpulkan kalian?'
Mereka menjawab, `Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.'
Beliau bersabda, `Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkari kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamin Ad-Dari, seorang pengikut Nasrani, telah berbai'at masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai AlMasih Ad-Dajjal.
Dia bercerita bahwa dia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri dari orang-orang yang berpenyakit kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya (maksudnya mana muka dan belakangnya), karena lebatnya bulu.
Mereka berkata kepada binatang itu: Siapakah kamu?
Binatang itu menjawab: Aku adalah AI-Jassasah (orang yang selalu mencari berita).
Mereka bertanya: Apakah Al-Jassasah itu?
Dia menjawab: Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.
Kata Tamin: Ketika binatang itu menyebut seseorang, kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu adalah setan. Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang lelaki yang sangat besar tubuhnya dan tegap, kedua tangannya dibelenggu ke kuduknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi.
Kami bertanya: Siapakah engkau ini?
Dia menjawab: Kalian telah dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini?
Mereka menjawab: Kami orang-orang dari Arab. Kami naik perahu dan terkatung-katung di laut dipermainkan ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulaumu ini dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat sehingga tidak kelihatan mana depan dan belakangnya.
Lalu kami bertanya: Siapakah kamu?
Dia menjawab: Akulah Al-Jassasah.
Kami bertanya: Apakah AI-Jassasah itu?
Dia menjawab: Pergilah kepada lelaki ini di dalam biara, karena dia sangat merindukan berita kalian.
Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia. Dan kami merasa tidak aman, jangan-jangan dia setan.
Lelaki dalam biara itu bertanya: Tolong kabarkan kepada kami ihwal Desa Nakhl Baisan.
Kami bertanya: Tentang apanya?
Dia berkata: Tentang kurmanya, apakah berbuah.
Kami menjawab: Ya.
Dia berkata: Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya itu tidak akan berbuah lagi.
Dia bertanya lagi: Tolong beri tahukan
kepadaku perihal Danau Ath-Thabariyah. Kami bertanya: Tentang apanya? Dia bertanya: Apakah ada airnya? Kami menjawab: Airnya banyak
sekali.
Dia berkata: Ketahuilah, sesungguhnya airnya akan habis.
Selanjutnya dia berkata lagi: Kabarkan kepadaku tentang negeri `Ain Zughor?
Kami bertanya: Tentang apanya?
Dia bertanya: Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiram tanamannya?
Kami menjawab: Airnya banyak sekali, dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka.
Dia berkata lagi: Tolong beri tahukan kepadaku tentang nabi yang ummi. Apakah yang dilakukannya?
Kami menjawab: Beliau telah berhijrah meninggalkan Makkah ke Yatsrib.
Dia bertanya: Apakah orang-orang Arab memeranginya?
Kami menjawab: Ya.
Dia bertanya lagi: Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?
Lalu kami beri tahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mematuhi beliau.
Dia berkata: Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah AI-Masih (AdDajjal), dan saya akan diizinkan keluar, yang nantinya saya akan berkelana ke muka bumi. Maka tidak ada satu pun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap saya hendak masuk salah satunya, saya dihadang oleh seorang malaikat yang menghunus pedang, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat menjaganya."
Fathimah binti Qays berkata, "Rasulullah SAW bersabda sembari mencocok-cocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, `Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah.' Yakni Madinah. `Ingatlah, bukankah aku telah memberitahukan kepadamu mengenai hal itu?'
Orang-orang menjawab, 'Ya.'
Selanjutnya beliau bersabda, 'Saya heran terhadap cerita Tamin yang sesuai dengan apa yang telah saya ceritakan kepada kalian, juga tentang kota Madinah dan Makkah. Ketahuilah bahwa dia berada di luar Syam atau laut Yaman. Oh tidak, tetapi dia akan datang dari arah timur.... dari arah timur.' Dan beliau berisyarat dengan tangan beliau menunjuk ke arah timur."
Fathimah berkata, "Maka saya hafal (hadits) ini dari Rasulullah SAW." (Shahih Muslim 18: 78-83).
Tulisan Kaf-Fa'-Ra'
Menurut beberapa hadits, disebutkan bahwa Dajjal masih muda, berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar, juga tidak tenggelam, seolah-olah buah anggur yang masak (tak bercahaya), dan matanya sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudutnya. Di antara tandanya lagi, ia mandul, tidak punya anak.
Diantara kedua matanya terdapat tulisan kaf-fa'-ra' secara terpisah, atau tulisan kafir secara bersambung atau berangkai,".
Dalam Shahih Muslim disebutkan, "Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari Kiamat, tidak ada makhluk yang lebih besar daripada Dajjal." Maksud "makhluk yang lebih besar" di sini bukan fisiknya, melainkan fitnahnya, sebab dalam hadits sebelumnya disebutkan bahwa Dajjal berbadan pendek.
Dajjal akan keluar dari arah timur. Nabi tidak memastikan dari kota mana. Hanya disebutkan dari laut Syam atau laut Yaman. Ada pula hadits yang mengatakan dari Khurasan, dari Kampung Yahudiyah, kota Ashbahan. Wallahu a'lam.
Kemudian Dajjal mengembara ke seluruh dunia. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya, kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota tersebut dijaga para malaikat.
Fitnah Dajjal merupakan fitnah paling besar di antara fitnah-fitnah yang ada semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari Kiamat.
Disebutkan dalam hadits
وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ
“Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah." Kemudian para sahabat bertanya, "Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?" Beliau menjawab, "Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan."[Shohihul Jaami’, 7875.]
Dalam riwayat-riwayat bahkan disebutkan, Dajjal memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, lantas langit pun menurunkan hujan. Dia memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, lantas bumi pun menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan segala hasilnya. Dia juga dapat memerintahkan tanah untuk segera tandus bila orang yang tinggal di tempat itu tidak mematuhinya.
Dajjal dapat menipu seolah-olah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal, dengan bantuan setan, dan dia mengaku sebagai Tuhan. Dia dapat melintasi bumi dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan yang luar biasa. Serta kejadian-kejadian luar biasa lainnya.
Dalam hadits Nawwas bin Sam'an disebutkan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai Dajjal, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah dia tinggal di bumi?"
Beliau menjawab, "Selama empat puluh hari, sehari seperti setahun, yang sehari lagi seperti sebulan, dan sehari lagi seperti sepekan, dan hari-hari lainnya seperti hari-harimu."
Rasulullah SAW menganjurkan kita berlindung dari fitnah Dajjal dengan berpegang teguh pada dinul Islam dan bersenjatakan iman dan mengenal namanama serta sifat-sifat Allah. Juga berlindung, khususnya pada waktu shalat, dengan doa, "Ya Allah, aku berlidung kepada-Mu dari adzab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah AlMasih Ad-Dajjal...." (Shahih Bukhari). Serta menghafal beberapa ayat dari surah Al-Kahfi, "Barang siapa menghafal sepuluh ayat dari permulaan surah AlKahfi, ia dilindungi dari (fitnah) Dajjal."
Dajjal akan menemui ajalnya oleh Nabi Isa AS, yang akan segera turun ke bumi setelah munculnya fitnah terbesar di dunia ini.
Ketika Nabi Isa turun, Dajjal berada di sekitar Baitul Maqdis dan Nabi Isa menemuinya di pintu Lod. Kemudian Nabi Isa mengejar dan membunuhnya. Pengikut-pengikut Dajjal pun dikejar dan dibunuh oleh kaum mukminin.
Fitnah Sebelum Fitnah Dajjal
عَنْ
حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ
أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا
قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌمُنْذُ كَانَتْ
الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ
Dari Sahabat Hudzaifah radhiyallahu 'anhu,
ia berkata: "Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kemudian beliau bersabda:"Sungguh fitnah
yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan
tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal
melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang
dibuat sejak adanya dunia ini – baik kecil ataupun besar - kecuali untuk
fitnah Dajjal."
(HR Ahmad 5/389)
: TANDA - TANDA
BESAR KIAMAT: DAJJAL MUNCUL DARI TIMUR ::
Ad Dajjal berarti pembohong yang luar biasa. Lafadz Dajjal sudah menjadi isim 'alam (kata nama) bagi AI-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya, sehingga, kalau disebutkan kata Dajjal, yang segera ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Namun di akhir zaman ini sudah mulai bermunculan dajjal-dajjal kecil yaitu mereka ya
ng menutup
kebenaran dengan kebathilan, dan menutup kekafirannya terhadap orang lain
dengan kebohongan, kepalsuan, dan penipuan.Ad Dajjal berarti pembohong yang luar biasa. Lafadz Dajjal sudah menjadi isim 'alam (kata nama) bagi AI-Masih sang pendusta dan buta sebelah matanya, sehingga, kalau disebutkan kata Dajjal, yang segera ditangkap pengertiannya ialah si pembohong tersebut.
Namun di akhir zaman ini sudah mulai bermunculan dajjal-dajjal kecil yaitu mereka ya
Memang tidak ada ayat Al-Quran yang menyebutkan ihwal Dajjal. Munculnya Dajjal menjelang Kiamat disebutkan dalam beberapa hadits shahih. Di antaranya hadits yang menyebutkan, "Tiga perkara yang apabila telah muncul tidaklah bermanfaat iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam imannya, yaitu terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang yang keluar dari perut bumi." (Shahih Muslim).
Hadits shahih lainnya, "Akan muncul Dajjal di tengah-tengah umatku.... Lalu Allah SWT mengutus Isa ibnu Maryam, seolah-olah dia itu Urwah bin Mas'ud, lalu mencari Dajjal, lantas membunuhnya." (Shahih Muslim).
Di sini Dajjal muncul di akhir zaman, sebab, diyakini umat Islam berdasarkan hadits-hadits shahih, Nabi Isa akan turun ke dunia untuk menyelamatkan umatnya supaya mengikuti agama nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ketika turun, Nabi Isa juga mendapatkan tugas untuk membunuh Dajjal.
Cerita Tamin Ad-Dari
Dalam hadits dari Shahih Muslim tentang Dajjal, sumbernya berasal dari Fathimah binti Qays, istri Usamah bin Zaid, disebutkan, ketika itu dia sedang mengikuti jama'ah shalat di masjid bersama Nabi SAW. "Nabi berkata, `Tahukah kalian mengapa aku kumpulkan kalian?'
Mereka menjawab, `Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.'
Beliau bersabda, `Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkari kalian karena senang atau benci. Aku kumpulkan kalian karena Tamin Ad-Dari, seorang pengikut Nasrani, telah berbai'at masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai AlMasih Ad-Dajjal.
Dia bercerita bahwa dia pernah naik perahu bersama tiga puluh orang yang terdiri dari orang-orang yang berpenyakit kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut, kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tak kelihatan mana qubulnya dan mana duburnya (maksudnya mana muka dan belakangnya), karena lebatnya bulu.
Mereka berkata kepada binatang itu: Siapakah kamu?
Binatang itu menjawab: Aku adalah AI-Jassasah (orang yang selalu mencari berita).
Mereka bertanya: Apakah Al-Jassasah itu?
Dia menjawab: Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.
Kata Tamin: Ketika binatang itu menyebut seseorang, kami menjauhinya, karena kami takut binatang itu adalah setan. Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang lelaki yang sangat besar tubuhnya dan tegap, kedua tangannya dibelenggu ke kuduknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi.
Kami bertanya: Siapakah engkau ini?
Dia menjawab: Kalian telah dapat menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah sebenarnya kalian ini?
Mereka menjawab: Kami orang-orang dari Arab. Kami naik perahu dan terkatung-katung di laut dipermainkan ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke pulaumu ini dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat lebat sehingga tidak kelihatan mana depan dan belakangnya.
Lalu kami bertanya: Siapakah kamu?
Dia menjawab: Akulah Al-Jassasah.
Kami bertanya: Apakah AI-Jassasah itu?
Dia menjawab: Pergilah kepada lelaki ini di dalam biara, karena dia sangat merindukan berita kalian.
Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia. Dan kami merasa tidak aman, jangan-jangan dia setan.
Lelaki dalam biara itu bertanya: Tolong kabarkan kepada kami ihwal Desa Nakhl Baisan.
Kami bertanya: Tentang apanya?
Dia berkata: Tentang kurmanya, apakah berbuah.
Kami menjawab: Ya.
Dia berkata: Ketahuilah, sesungguhnya pohon-pohon kurmanya itu tidak akan berbuah lagi.
Dia bertanya lagi: Tolong beri tahukan
kepadaku perihal Danau Ath-Thabariyah. Kami bertanya: Tentang apanya? Dia bertanya: Apakah ada airnya? Kami menjawab: Airnya banyak
sekali.
Dia berkata: Ketahuilah, sesungguhnya airnya akan habis.
Selanjutnya dia berkata lagi: Kabarkan kepadaku tentang negeri `Ain Zughor?
Kami bertanya: Tentang apanya?
Dia bertanya: Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat digunakan penduduknya untuk menyiram tanamannya?
Kami menjawab: Airnya banyak sekali, dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram tanaman mereka.
Dia berkata lagi: Tolong beri tahukan kepadaku tentang nabi yang ummi. Apakah yang dilakukannya?
Kami menjawab: Beliau telah berhijrah meninggalkan Makkah ke Yatsrib.
Dia bertanya: Apakah orang-orang Arab memeranginya?
Kami menjawab: Ya.
Dia bertanya lagi: Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?
Lalu kami beri tahukan bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka mematuhi beliau.
Dia berkata: Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya adalah AI-Masih (AdDajjal), dan saya akan diizinkan keluar, yang nantinya saya akan berkelana ke muka bumi. Maka tidak ada satu pun desa melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuali Makkah dan Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap saya hendak masuk salah satunya, saya dihadang oleh seorang malaikat yang menghunus pedang, dan pada tiap-tiap lorongnya ada malaikat menjaganya."
Fathimah binti Qays berkata, "Rasulullah SAW bersabda sembari mencocok-cocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, `Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah.' Yakni Madinah. `Ingatlah, bukankah aku telah memberitahukan kepadamu mengenai hal itu?'
Orang-orang menjawab, 'Ya.'
Selanjutnya beliau bersabda, 'Saya heran terhadap cerita Tamin yang sesuai dengan apa yang telah saya ceritakan kepada kalian, juga tentang kota Madinah dan Makkah. Ketahuilah bahwa dia berada di luar Syam atau laut Yaman. Oh tidak, tetapi dia akan datang dari arah timur.... dari arah timur.' Dan beliau berisyarat dengan tangan beliau menunjuk ke arah timur."
Fathimah berkata, "Maka saya hafal (hadits) ini dari Rasulullah SAW." (Shahih Muslim 18: 78-83).
Tulisan Kaf-Fa'-Ra'
Menurut beberapa hadits, disebutkan bahwa Dajjal masih muda, berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar, juga tidak tenggelam, seolah-olah buah anggur yang masak (tak bercahaya), dan matanya sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudutnya. Di antara tandanya lagi, ia mandul, tidak punya anak.
Diantara kedua matanya terdapat tulisan kaf-fa'-ra' secara terpisah, atau tulisan kafir secara bersambung atau berangkai,".
Dalam Shahih Muslim disebutkan, "Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari Kiamat, tidak ada makhluk yang lebih besar daripada Dajjal." Maksud "makhluk yang lebih besar" di sini bukan fisiknya, melainkan fitnahnya, sebab dalam hadits sebelumnya disebutkan bahwa Dajjal berbadan pendek.
Dajjal akan keluar dari arah timur. Nabi tidak memastikan dari kota mana. Hanya disebutkan dari laut Syam atau laut Yaman. Ada pula hadits yang mengatakan dari Khurasan, dari Kampung Yahudiyah, kota Ashbahan. Wallahu a'lam.
Kemudian Dajjal mengembara ke seluruh dunia. Maka tidak ada satu pun negeri yang tidak dimasukinya, kecuali Makkah dan Madinah, karena kedua kota tersebut dijaga para malaikat.
Fitnah Dajjal merupakan fitnah paling besar di antara fitnah-fitnah yang ada semenjak Allah menciptakan Adam hingga datangnya hari Kiamat.
Disebutkan dalam hadits
وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ
“Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah." Kemudian para sahabat bertanya, "Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?" Beliau menjawab, "Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan."[Shohihul Jaami’, 7875.]
Dalam riwayat-riwayat bahkan disebutkan, Dajjal memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, lantas langit pun menurunkan hujan. Dia memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, lantas bumi pun menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan segala hasilnya. Dia juga dapat memerintahkan tanah untuk segera tandus bila orang yang tinggal di tempat itu tidak mematuhinya.
Dajjal dapat menipu seolah-olah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal, dengan bantuan setan, dan dia mengaku sebagai Tuhan. Dia dapat melintasi bumi dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan yang luar biasa. Serta kejadian-kejadian luar biasa lainnya.
Dalam hadits Nawwas bin Sam'an disebutkan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai Dajjal, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah dia tinggal di bumi?"
Beliau menjawab, "Selama empat puluh hari, sehari seperti setahun, yang sehari lagi seperti sebulan, dan sehari lagi seperti sepekan, dan hari-hari lainnya seperti hari-harimu."
Rasulullah SAW menganjurkan kita berlindung dari fitnah Dajjal dengan berpegang teguh pada dinul Islam dan bersenjatakan iman dan mengenal namanama serta sifat-sifat Allah. Juga berlindung, khususnya pada waktu shalat, dengan doa, "Ya Allah, aku berlidung kepada-Mu dari adzab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah AlMasih Ad-Dajjal...." (Shahih Bukhari). Serta menghafal beberapa ayat dari surah Al-Kahfi, "Barang siapa menghafal sepuluh ayat dari permulaan surah AlKahfi, ia dilindungi dari (fitnah) Dajjal."
Dajjal akan menemui ajalnya oleh Nabi Isa AS, yang akan segera turun ke bumi setelah munculnya fitnah terbesar di dunia ini.
Ketika Nabi Isa turun, Dajjal berada di sekitar Baitul Maqdis dan Nabi Isa menemuinya di pintu Lod. Kemudian Nabi Isa mengejar dan membunuhnya. Pengikut-pengikut Dajjal pun dikejar dan dibunuh oleh kaum mukminin.
No comments:
Post a Comment